KERAJAAN DEMAK bagian 1

Artikel bebas

KERAJAAN DEMAK
Bagian 1
(Oka Respati)

Kerajaan atau Kesultanan Demak merupakan kerajaan besar di Jawa setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, karena menjad pusat penyebaran agama Islam.
Asal mula nama Demak menurut berbagai versi antara lain dari Bahasa Arab dhima yang artinya mengandung air, dama yang artinya air mata, dari Bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Hadiah; menyerang dengan tiba-tiba atau menerkam. Dari Bahasa Sansekerta delemek artinya tanah yang mengandung air. Bahkan menurut cerita Demak berasal dari peristiwa Nyai Lembah yang berasal dari rawa Pening (cerita Baru Klinting dan terjadinya rawa Pening) lesungnya terdampar di muara sungai Tuntang. Untuk mencari penyebab terdamparnya lesung tersebut Nyai Lembah demak-demek (meraba-raba) dasar sungai.

  1. Raden Patah
    Alkisah Jin Bun atau Jimbun alias Raden Patah menolak menggantikan kedudukan ayah tirinya
    Arya Damar menjadi Adipati Palembang. Kemudian Raden Patah merantau ke pulau Jawa ditemani Raden Kusen anak kandung Arya Damar. Sesampai di Tanah Jawa berguru kepada Sunan Ampel di Ngampel Denta (Surabaya). Raden Kusen mengajak Raden Patah untuk mengabdi kepada Prabu Brawijaya raja Majapahit, namun Raden Patah menolak. Akhirnya Raden Kusen berangkat sendiri menuju Majapahit, sedangkan Raden Patah pergi ke Jawa Tengah membuka hutan Glagah Wangi menjadi pesantren.

    Melihat pesatnya perkembangan pesantren Glagah Wangi Prabu Brawijaya khawatir bila memberontak ke Majapahit. Raden Kusen yang sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintahkannya untuk memanggil Raden Patah.Raden Patah segera menghadap ke Mjapahit dan Prabu Brawijaya sangat terkesan pada Raden Patah karena wajahnya mirip dirinya. Akhirnya diketahui bahwa sesungguhnya Raden Patah adalah anaknya dengan Putri Cina, kemudian Raden Patah diangkat menjadi Adipati di Glagah Wangi dan diganti nama menjadi Demak dengan ibukota Bintara.

    Namun kemudian terjadi perpecahan antara Demak dan Majapahit karena Raden Patah berniat menyerang Majapahit. Sunan Ampel alias Bong Swi Hoo melarang Jin Bun atau Raden Patah memberontak pada Majapahit karena meskipun berbeda agama, namun Prabu Brawijaya adalah ayahandanya sendiri. Sepeninggal Sunan Ampel ternyata Raden Patah menyerbu Majapahit dan dalam penyerbuan itu Prabu Brawijaya muksa atau hilang. Ada cerita bahwa Prabu Brawijaya kemudian lari dan bertapa di Gunung Lawu sampai meninggal.

    Menurut Babad Tanah Jawi Raden Patah bergelar Senapati Jimbun Ningrat Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sedangkan menurut Serat Pranitiradya ia bergelar Sultan Syah Alam Akbar, dan dalam Hikayat Banjar disebut Sultan Surya Alam.
    Konon Raden Patah berasal dari kata al-fatah yang artinya sang pembuka, karena memang ia membuka kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Pada tahun 1479 ia meresmikan Mesjid Agung Demak sebagai pusat pemerintahan. Ia juga memperkenalkan Salokantara sebagai kitab undang-undang Kerajaan. Konon Raden Patah cukup toleran kepada umat beragama lain, kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksakan menjadi Mesjid meski didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam.   

    Raden Patah meninggal pada tahun 1518 M  dalam usia 63 tahun dan memerintah Kerajaan Demak antara tahun 1500 โ€“ 1518 Masehi.

    *sumber Babad Tanah Jawi