KERAJAAN DEMAK Bagian 2

Artikel bebas

KERAJAAN DEMAK Bagian 2
(Oka Respati)

  1. Pati Unus
    Raden Patah mempunyai tiga orang isteri yaitu pertama adalah Ratu Asyikah putri Sunan Ampel sebagai permaisuri. Dari putri Sunan Ampel ini mempunyai dua putera yaitu Surya dan Raden Trenggana. Isteri kedua seorang putri dari Randu Sanga berputera seorang bernama Raden Kanduruwan dan dari isteri ketiga putri Bupati Jipang berputera dua orang yaitu Raden Kikin dan Ratu Mas Nyawa. Setelah Raden Patah meninggal maka Raden Surya atau Pati Unus sebagai Putra Mahkota menggantikan kedudukan ayahandanya menjadi Raja Demak dan bergelar Pangeran Sabrang Lor, dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1518 M.

    Dalam tradisi Jawa nama Pati Unus atau Adipati Unus atau Yat Sun sebagai Raja kedua di Kerajaan Demak disepakati oleh semua sumber sejarah baik Babad Tanah Jawi, Serat dan kronik Tionghoa.

Demak dibawah pemerintahan Pati Unus adalah Demak yang berwawasan Nusantara visi utamanya menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Pada kepemimpinannya Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka.
Pada tahun 1521 M Pati Unus menyerang Malaka, namun serangannya itu gagal. Segenap jung atau kapal sumbangan dari Semarang dan Rembang musnah dalam serangan tersebut.
Dari seratus jung yang berangkat menyerang Malaka hanya 7 atau 8 buah saja yang pulang kembali ke Demak.
Dan dalam pertempuran tersebut Pati Unus gugur. Sebutan Pangeran Sabrang Lor konon karena pernah menyeberangi Laut Jawa menuju Malaka untuk melawan Portugis.

  1. Sultan Trenggana
    Raden Trenggana mempunyai beberapa orang putera dan puteri dan yang terkenal putra sulungnya yang bernama Raden Mukmin alias Muk Ming nama kecil Sunan Prawata, Ratu Kalinyamat yang kemudian menjadi Bupati Jepara, Ratu Mas Cempaka yang kemudian diperisteri Sultan Hadiwijaya dan Pangeran Timur yang menjai Adipati Madiun dengan gelar Rangga Jumena.

    Proses kenaikan tahta raja Demak yang ketiga ini tidak berjalan mulus. Sepeninggal Pati Unus terjadi perebutan kekuasaan antara Raden Kikin dan Raden Trenggana. Putra sulung Raden Trenggana yang bernama Raden Mukmin atau Sunan Prawata, mengirim utusan untuk membunuh Raden Kikin di tepi sungai. Sejak itu Raden Kikin terkenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda Lepen yang artinya bunga gugur di sungai.
Kemudian Raden Trenggana yang lahir tahun 1483 M pun naik tahta menjadi raja Demak yang ketiga dan disebut Sultan Trenggana pada tahun 1521 M menggantikan kakaknya.

Dibawah pemerintahan Sultan Trenggana Kerajaan Demak semakin besar dan wilayah kekuasaannya mencakup seluruh pulau Jawa dari ujung timur sampai ujung barat.
Pada tahun 1527 merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran dan mengusir tentara Portugis yang akan mendarat disana, kemudian menguasai Tuban, Surabaya dan Pasuruan.
Tahun 1529 menguasai  Madiun, tahun 1545 Malang dan Blambangan dengan Panglima Perangnya yang bernama Fatahilah pemuda asal Pasai (Sumatera) yang juga menjadi menantu Sultan Trenggana. Sultan Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran untuk menaklukkan Pasuruan.

*sumber Babad Tanah Jawi  

Share