Pelayanan Ceramah (Sharing) tentang Ora et Labora di GKJ Salib Putih Pepantan Walik
Pelayanan Ceramah (Sharing) tentang Ora et Labora di GKJ Salib Putih Pepantan Walik

Bahwa doa merupakan nafas orang beriman, persekutuan kita dengan TUHAN (persahabatan), wujud komunikasi oleh ALLAH (percakapan dengan TUHAN), dimana kita harus bersedia membuka diri dengan hati, pikiran dan perasaan yang murni dan bersih (Yahya 15: 15). Akan tetapi bukan seperti “sesame” nya Aladin, secara otomatis permohonannya akan dikabulkan karena apa yang direncanakan atau dikehendaki TUHAN belum tentu seperti apa yang kita inginkan. Apa yang dikehendaki TUHAN dari kita adalah jiwa rohani kita bukan kalimat-kalimatnya dan dengan keyakinan serta iman yang teguh dan dengan tuntunan ROH KUDUS, tidak egois, memperhatikan kepentingan orang lain.

Doa adalah salah satu bentuk pengakuan ketidakberdayaan kita sebagai manusia sekaligus ketrergantungan kita kepada TUHAN. Memang sebagai makhluk berakal budi, biasanya kita menganalisa masalahnya dulu, langsung mengatasinya tanpa dibarengi doa.

Sikap seperti ini menunjukkan bahwa kita masih sanggup menyelesaikan tanpa perlu dengan doa, tanpa campur tangan TUHAN. Padahal sebenarnya harus diimbangi dengan doa. Jadi keduanya harus seimbang, contoh Nehemia: menyelidiki, berdoa dan bekerja. Keteladanan Nehemia ini sungguh sangat baik demi kebutuhan penduduk Yerusalem (Nehemia 1: 4-11). Juga motivasi pelayanan Paulus di Tesalonika sebagai seorang “ayah” yang bertanggungjawab untuk menghidupi “anak-anaknya”. Bukan untuk cari keuntungan bagi dirinya tapi untuk TUHAN: motivasi kasih, meskipun dirasakan berat dan tidak mudah. Paulus bekerja keras karena mengingat integritasnya (1 Tesalonika 4: 7-12).

Bagaimana kita melayani dan bersaksi di tempat kerja kita? Sering secara tidak wajar kita membagi-bagi pekerjaan, ada yang sifatnya duniawi dan ada yang rohani. Padahal Alkitab tidak menyatakan demikian. Pekerjaan kita seharusnya menjadi tempat kita bersaksi. Ini berarti bahwa setiap orang beriman (orang percaya) hendaknya menganggap pekerjaan itu suci. Harus menyadari bahwa ketika ia bekerja, ia bukan hanya untuk majikan(boss)nya, tapi untuk TUHAN. Alkitab menyatakan bahwa setiap hati adalah hati yang kudus, setiap tempat adalah suci dan setiap perbuatan merupakan pelayanan rohani jika ia hidup dan berjalan dalam bimbingan ROH KUDUS.

Pekerjaan kita merupakan tempat yang terbaik untuk melayani dan bersaksi bagi TUHAN. TUHAN tidak menuntut kita menjadi pekarja maha hebat atau orang yang tidak mempunyai keterbatasan, tetapi IA menuntut melaukan yang terbaik dari apa yang dapat kita lakukan. Bila orang lain melihat hidup dan pekerjaan kita baik, maka secara tidak langsung kita telah membawa misi KRISTUS dalam pekerjaan.

Pekerjaan kita sehari-hari memliki arti yang kekal apabila kita melayani KRISTUS di dalam dan melalui pekerjaan kita. Untuk itu sudah seharusnya dibarengi dengan doa dan ucapan syukur (1 Tesalonika 5: 16-18) serta selalu memohon bimbingan ROH KUDUS agar sesala sesuatu yang kita lakukan sesuai dengan kehendaknya dan hanya untuk kemuliaan dan kebesaran nama TUHAN.

Kolose 3:23: Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu, hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati, seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia.

Hadir sekitar 40 jemaat, mayoritas “usia indah” juga hadir Pdt Adi Setyo Kristianto dari GKJ Randuares. TUHAN YESUS memberkati. 

Share