AKU TAK DAPAT MENJAUHI-MU (MAZMUR 139: 1-12)

“Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?” (Mazmur 139: 7)

Aku Tak Dapat Menjauhi-Mu

Pemazmur (Daud) menunjukkan bahwa dia tidak mungkin dapat lari dari perhatian Allah secara pribadi.
Dia tidak bermaksud untuk mencoba melakukan itu, tetapi memakai cara ini untuk mengemukakan pikirannya.
Allah mengetahui segala sesuatu mengenai dia.
Dia menyadari bahwa. pengetahuan sempurna Allah menyelidiki perbuatan-perbuatan pribadinya sampai motivasi dan tujuan-tujuannya. Meskipun dia kagum pada pengertiannya sendiri tentang kemahatahuan sang Ilahi, dia mengetahui bahwa pengetahuan manusia tidak mungkin memahami Allah.

Perikop kita kali inilah adalah klimaks dari pemikiran dalam Mazmur mengenai hubungan pribadi Allah dengan perorangan.
Pemazmur bukan menggunakan filsafat yang abstrak atau perenungan spekulatif, namun benar-benar dari pengalaman kehidupan nyata sehari-hari, menggambarkan kehidupan sederhananya, semakin mengenal Allah yang begitu mulia, maha tahu, dan penuh kasih karunia.

Tuhan Allah yang maha tahu itu juga mahahadir, hingga tidak mungkin orang menghindar dari-Nya (baca ulang ayat 7, maknai lebih dalam dengan membandingkan Yeremia 23:24). Tidak ada tempat bagi Daud untuk menyembunyikan diri dari Allah. Bahkan jika ia dapat terbang menyamai kecepatan cahaya sekalipun, tak mungkin baginya melarikan diri.

Tuhan Allah pasti menuntun kita, karena kegelapan sekalipun tidak dapat menghalangi pandangan Allah, bahkan Ia yang menciptakan kita mengenal setiap kita.
Dalam sorotan pemahaman semacam inilah, Daud menempatkan situasi yang sedang dia hadapi, yakni serangan musuhnya.
Dalam mazmurnya ini pemazmur berdoa meminta agar Tuhan Allah menyelidiki dirinya dan menguji kesetiaannya, sehingga jelas bahwa ia tidak seperti musuh-musuh Tuhan. Mari kitapun melakonkan hal yang sama: memohon kepada Tuhan Allah untuk menyelidiki sekaligus menguji kesetiaan iman kita.

Mari semakin percaya kemahatahuan, kemahahadiran dan kemahakuasaan Allah. Mari jangan menjauh dari Kasih-Nya, karena sejatinya kita tidak bisa menjauhi bahkan kita tidak akan mampu menjalani pergumulan-perjuangan hidup, jika kita jauh dari Tuhan Allah.

Amin.

Media: GKJ-N/No.04/07/2023

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.