Allah Ada Bersama Keluargaku (Yoel 2:23-27)

ALLAH ADA BERSAMA KELUARGAKU
(Yoel 2:23-27)

“Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain;…” (Yoel 2:27)

 

Allah Ada Bersama Keluargaku

Kadang keluarga orang beriman juga bisa merasa Allah jauh dari kehidupan keluarga mereka.
Tentu biasanya saat keluarga ini merasakan penderitaan, beban hidup, dan dukacita dalam hidup mereka.
Menjadi keluarga beriman pada Allah tidak berarti selalu menjadi keluarga yang kuat saat menghadapi beban dan penderitaan hidup. Adakalanya beban hidup yang terasa begitu berat membuat guncangan yang besar dalam iman yang selama ini dipegang dengan teguh.
Saat guncangan besar semacam ini terjadi, Allah sering tidak dirasakan kehadiran-Nya dalam keluarga ini.

Apa yang terjadi kalau Allah tidak dirasakan kehadiran-Nya dalam kehidupan keluarga?
Keluarga bisa memiliki pikiran bahwa Allah sudah meninggalkan keluarga mereka. Atau keluarga berpikiran mereka sedang dihukum oleh Allah. Pikiran yang muncul semacam ini di satu sisi bisa membuat keluarga instropeksi diri jikalau memang ada kesalahan dan dosa keluarga, namun di sisi lain juga bisa menciptakan rasa bersalah yang tidak semestinya. Ada kecenderungan keluarga lebih sering menyalahkan diri sendiri ketika berada dalam penderitaan dan beban hidup.

Dalam keyakinan nabi Yoel, Tuhan sebenarnya selalu ada dalam pergumulan yang dihadapi umat-Nya. Benar, bahwa dalam konteks tertentu Tuhan bisa memberikan hukuman kepada umat-Nya atas dosa dan ketidaksetiaan umat terhadap Tuhan. Namun hukuman tidak perlu diartikan Tuhan telah meninggalkan umat-Nya. Hukuman tidak berarti ekskomunikasi, putusnya komunikasi atau ketiadaan komunikasi Tuhan atas umat-Nya.

Saat itu nabi Yoel mewartakan penghukuman Allah atas umat-Nya. Hukuman Allah ini terjadi melalui ribuan belalang yang menghancurkan hasil pertanian umat. Situasi semacam ini membuat penderitaan bagi umat karena berakibat kelangkaan bahan pangan dan kelaparan. Kalau umat berpikir ini sudah akhir dari hukuman Tuhan, ternyata tidak juga. Penghukuman berikutnya digambarkan dengan kedatangan tentara musuh Israel yang akan menyerang bangsa Israel seperti belalang yang telah menyerang habis sawah dan ladang milik umat.

Namun demikian, Allah sesungguhnya bukan Allah yang gemar melakukan penghukuman bagi umat-Nya. Panggilan utama bagi umat adalah panggilan pertobatan. Jika umat berdosa, pertobatan diperlukan. Dalam kondisi apapun, Allah senantiasa ada bersama keluarga umat-Nya.
Jika kita merasa keluarga kita ditinggalkan Tuhan karena sedang menghadapi beragam beban kehidupan, ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan keluarga kita. Allah justru hadir dalam perkara-perkara sulit yang dihadapi keluarga.
Bersama keluarga kita, kita bisa meyakini bahwa di dalam pergumulan hidup keluarga, baik ringan maupun berat Allah hadir bersama keluarga kita.

Amin.

Media: GKJ-N/No.43/10/2022

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.