Renungan Minggu 02 Agustus 2020
BERKARYA BERSAMA ALLAH DALAM BELAS KASIH (Matius 14: 13-21)
“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.”
(Matius 14: 14)
Dipimpin oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th
Dalam suratnya kepada Paus Fransiskus, Thierry seorang anak berusia 7 tahun berasal dari Australia, bertanya demikian kepada Paus,”Mengapa ada banyak orang begitu miskin dan tidak punya makanan?
Dapatkan Tuhan memberi orang-orang ini makanan seperti Ia dulu memberi makan 5000 orang?” Menarik sekali pertanyaan anak ini. Dari pertanyaan ini kita tahu,
(1) anak ini punya rasa empatis terhadap orang-orang yang miskin dan kelaparan,
(2) Ia mengenal kisah kasih Yesus yang memberi makan 5000 orang,
(3) ia punya pengharapan, Tuhan bisa menolong orang-orang miskin dan kelaparan tersebut karena rahmat Tuhan tersedia bagi mereka semua.
Apa jawab Paus Fransiskus? “ Ya, Dia bisa melakukannya, Thierry. Dan Dia masih terus melakukannya. Jika murid-murid Yesus tidak membagikan makanan itu, orang banyak itu akan tetap lapar. Masalahnya adalah ada orang yang punya banyak makanan, tetapi tidak mau berbagi dengan yang lain. Masalahnya kerakusan dan keegoisan orang-orang untuk menyimpan kelimpahannya hanya untuk dirinya sendiri…” (Paus Fransiskus, Yang Terkasih, Bapak Paus Fransiskus.Terj. hal. 46-47).
Saya bayangkan mukjizat pemberian makan 5000 orang lebih, belum tentu terjadi kalau tidak ada kerelaan murid-murid Yesus berbagi dari apa yang mereka miliki. Semua lapar, Yesus, murid-murid, dan orang banyak yang mengikuti Yesus. Murid-murid punya empati terhadap orang banyak yang lapar tersebut, namun tak berdaya untuk menolong mereka.
Itulah sebabnya mereka meminta Yesus menyuruh orang banyak itu pergi ke desa-desa untuk membeli makanan. Mereka sendiri cukup terjamin. Lima roti dan dua ikan, walau sedikit, masih cukup untuk makan 12 murid dan Yesus.
Yesus tidak mau menyuruh mereka pergi. Tugas murid-murid Yesus untuk memberi makan orang banyak ini. Mukjizat bisa terjadi ketika dengan kerelaan hati murid-murid mengurbankan milik mereka demi orang lain, yakni lima roti dan dua ikan tersebut agar bisa dipakai Yesus untuk melakukan mukjizat-Nya.
Yesus melipatgandakan jumlah roti dan ikan, dari roti dan ikan yang tersedia (bukan dari batu atau tanah, misalnya) agar rahmat Allah bisa diterima oleh semua orang. Saya yakin, kita semua juga diajak untuk berkarya bersama Allah, dalam belas kasih.
Caranya? Berbagi rahmat Allah yang sudah kita terima dalam hidup ini, agar mukjizat Tuhan terwujud melalui hidup kita. Amin.
Renungan oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.