Berkarya Bersama Allah Dalam Kemajemukan (Roma 10: 9-15)

Renungan Minggu 09 Agustus 2020

BERKARYA BERSAMA ALLAH DALAM KEMAJEMUKAN (Roma 10: 9-15)

“Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.”
(Roma 10: 12)

Dipimpin oleh : Pdt. Agus Hendratmo, M.Th

Pernahkah Anda mendengar istilah negrophobia?
Istilah ini dipakai untuk menerangkan adanya bentuk kekhawatiran, ketidaksukaan, kebencian, dan ketakutan terhadap orang-orang berkulit hitam.
Rasisme atau diskriminasi terhadap orang-orang yang berkulit hitam, terkait juga dengan negrophobia semacam ini.
Negrophobia menjadi salah satu contoh yang jelas bahwa bagi orang-orang tertentu, kemajemukan ras dianggap sebagai masalah. Orang-orang yang terpapar negrophobia semacam ini barangkali sering  membayangkan sebuah dunia tanpa keberadaan orang-orang berkulit hitam di dalamnya.

Rasul Paulus sejak kecil sudah terbiasa hidup dalam kehidupan yang majemuk. Ia dilahirkan dan dibesarkan sebagai seorang Yahudi yang taat beragama dari garis keturunanan suku Benyamin. Namun demikian, Rasul Paulus bukan hanya seorang warga negara Yahudi, ia juga seseorang yang memiliki kewarganegaraan Romawi sejak lahir. Rasul Paulus dilahirkan dan dibesarkan di kota Tarsus. Pada waktu itu, kota Tarsus merupakan kota terkenal, pusat kebudayaan, filsafat, dan pendidikan Yunani-Romawi. Kota yang sangat ramai, dan salah satu kota yang bersifat internasional pada waktu itu, sehingga menjadi tempat perjumpaan orang-orang  dari berbagai bangsa dan agama.
Seseorang yang lahir dan besar di kota semacam ini, tentulah akan mendapat banyak pengalaman, hidup dalam kemajemukan dan keanekaragaman umat manusia.

Yang menarik, Rasul Paulus mendasarkan pandangan dan sikapnya terhadap kemajemukan dan keanekaragaman umat manusia, bukan sekadar pada bagaimana pengalaman hidup dalam kemajemukan memengaruhi dirinya, melainkan juga dalam keyakinannya akan kasih Allah pada semua orang.
Itulah sebabnya, Rasul Paulus pada ayat 12, berkata, “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.”
Perhatikan dua kata penting dalam perkataan rasul Paulus ini,
(1) tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan Yunani,
(2) Allah adalah Tuhan dari semua orang.

Kesediaan untuk memandang pihak lain yang berbeda dengan dirinya bukan dengan sikap permusuhan (hostility), melainkan dengan keterbukaan, persahabatan, dan kehangatan (hospitality) inilah, yang pada akhirnya memampukan orang-orang Kristen dapat berkarya bersama Allah dalam kemajemukan ini. Hospitality, bukan hostility! Amin.

 

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.