Renungan Minggu, 14 November 2021
BERPEGANG TEGUH DALAM PENGHARAPAN KEPADA ALLAH (Ibrani 10:19-25)
“Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.”
(Ibrani 10: 23)
oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
Berpegang Teguh Dalam Pengharapan Kepada ALLAH
1. Pengharapan Kepada Allah
Nats kita minggu kali ini ada di Ayat 23, sangat kita butuhkan di tengah pergumulan banyak hal di pandemi tang masih kita jalani, bernada ajakan yang kuat, demikian bunyinya: “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.” Jika kita mau hidup penuh pengharapan tidak ada jalan lain selain setia, ya, setia memiliki pengenalan yang mendalam dengan Allah.
Pengharapan tidak datang spontan dan mengalir begitu saja.
Kita harus memberi ruang untuk Allah dalam hati. Membaca dan merenungkan firman Tuhan, berdoa, meditasi, hening di hadapan Allah, memohon hikmat-Nya sehingga makin serupa dengan karakter Tuhan.
Ketika kita bersandar dan melabuhkan hati dan diri pada pengharapan kepada. Tuhan, hidup kita tidak akan bisa dikalahkan dan dilemahkan oleh virus, penyakita, krisis, masalah atau tantangan. Selain itu, sosok yang penuh pengharapan memiliki pribadi gemar membantu dan melayani sesamanya.
Pengharapan selalu bisa mengeluarkan perbendaraan hati yang baik.
Pengharapan tidak pernah melihat pelayanan itu momok yang membebani-memberatkan melainkan sebagai `alat mulia` mengembangkan karakter dan jalan menuju hidup bermakna, bermartabat dan bermanfaat bagi kehidupan bersama (banyak orang lain).
2.Berpegang Teguh dan Teguh Mengasihi
Mari berpengharapan, berpegang teguh dalam pengharapan yang sejati. Ya, pengharapan kita kepada Tuhan Allah. Sehingga kita dapat memiliki suatu “keberanian masuk ke tempat yang kudus.”
Tepatnya di ayat pertama perikop kita kali ini, ayat 19 demikian, “ Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalamtempat kudus.”
Maksudnya sangat jelas bahwa kita boleh “masuk ke tempat yang kudus” di sorga!
Sebab ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, tabir yang menutup jalan masuk ke tempat yang kudus di Bait Allah koyak (baca Matius 27:52).
Koyaknya tabir itu melambangkan bahwa jalan masuk ke tempat yang kudus di sorga sudah dibuka dengan kematian Tuhan Yesus. Kita boleh masuk, mendekati Dia.
Oleh karena itu mari kita teguh berpegang pada pengakuan ini, dan Pengakuan ini adalah pengaharapan kita. Sebab pengharapan yang diceritakan dalam surat ini dapat hilang, kecuali mereka berpegang teguh.
Di bagian akhir perikop Firman Tuhan minggu ini, tepatnya ayat 24-35, Anda dan saya, di tengah pandemi yang masih berlangsung kini, diperintahkan untuk saling peduli, memerhatikan dan berbagi.
Dengan sungguh-sungguh merindukan: teguh berpengharapan pandemi akan usai, dengan sambil teguh mengasihi sesama manusia juga kehidupan luas.
Allah akan memuaskan kerinduan pengharapan setiap kitab Memang dibutuhkan waktu, karena pertumbuhan rohani terjadi secara bertahap, sama seperti pertumbuhan jasmani.
Jangan menyerah, tetap berpegang teguh dalam pengharapan dalam Tuhan.
Amin.
Media: GKJ-N/No.466/11/2021
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.