Bersaksi Mewujudkan Pembaruan & Perubahan Hidup (Yesaya 43: 16-21)
“Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.” (Yesaya 43: 19)
Bersaksi itu harus bertujuan mewujudkan pembaruan dan perubahan. Pembaruan diri sendiri lebih bersinar mengasihi banyak orang di sekitar kita dan perubahan kehidupan bersama yang lebih terang, damai sejahtera dan lebih baik dijalani. Bahkan kesaksian hidup dan perbuatan kita dapat memengaruhi orang lain (dalam konteks Yesaya ini, bangsa-bangsa lain) juga turut bersaksi tentang kebesaran kuasa dan kasih Allah.
Perikop kita kali ini adalah Sebuah pernyataan bahwa Allah akan memperlihatkan kedaulatan-Nya dengan menggulingkan Kerajaan Kasdim dan membawa kembali bangsa Yahudi ke Palestina. Dia akan menjatuhkan bangsa Kasdim dari kedudukan mereka yang sangat menonjol dan membuat mereka lari ke luar Babel, sebelum Persia datang dengan serangan yang gencar. Dialah Allah yang sama yang membuat jalan melintasi Laut Merah bagi bangsa Ibrani pada waktu peristiwa Keluaran, dan yang menenggelamkan kereta-kereta perang Mesir yang mengejar mereka. Tetapi, kelepasan yang akan Dia berikan waktu ini bahkan akan jauh melebihi peristiwa Keluaran dalam hal kemuliaan. Sebab Dia akan memimpin bangsa Yahudi yang telah bebas itu melalui Padang Gurun Siria yang panas membakar, lalu Dia membuat sungai-sungai di sana memuaskan kehausan mereka. Binatang-binatang gurun yang diceritakan bersukacita dengan tersedianya air ini adalah gambaran dari bangsa-bangsa lain yang akan memperoleh manfaat karena menjadi saksi dari pemulihan bangsa Yahudi.
Seorang saksi haruslah jujur mengatakan hal-hal yang didengar dan dilihatnya. Bangsa Israel dipilih Allah untuk menjadi saksi-Nya. Memberitakan tentang kemahakuasaan Allah sampai ke seluruh bumi. Dipilihnya Israel sebagai saksi mengandung pengertian bahwa bangsa Israel dipercaya sebagai saksi-Nya, dan suatu pernyataan kasih Allah kepada umat yang meskipun telah menyakiti hati-Nya, tetap memperoleh pengampunan-Nya.
Tuhan sudah mengampuni kita. Dia tidak mengingat-ingat dosa kita lagi. Karena itu seharusnyalah kita juga tidak terus menodai diri sendiri dengan berpaut pada dosa-dosa yang telah diampuni. Yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Di dalam kasih kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus telah menjadikan kita ciptaan baru (2 Korintus 5: 17). Marilah kita hidup dalam pembaruan yang telah diadakan-Nya, hidup dalam terang kebenaran-Nya dan jadi saksi yang memberitakan kebenaran-Nya. Bersaksi memberitakan itu bisa lewat kata dan kalimat, namun yang sesungguhnya bersaksi adalah melalui tindakan dan perbuatan nyata bagi orang di sekitar kita. Benar-benar (dari hal-hal kecil, sederhana, dan kebiasaan hidup yang sehari-hari) mewujudkan pembaruan dan perubahan hidup. Di konteks kini kita sebagai bangsa Indonesia akan menuju Pemilihan Umum 17 April 2019, seraya di momen-momen menuju Jumat Agung hingga Paskah dan Pentakosta, juga hari-hari seterusnya di manapun dan bagaimanapun keadaannya, bersaksilah tentang kuasa dan kasih Allah.
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.