Bertahan Mewujudkan Keteladanan Iman, Pengharapan, dan Kasih (Filipi 3:17 – 4:1)

Bertahan Mewujudkan Keteladanan Iman, Pengharapan, dan Kasih (Filipi 3:17 – 4:1)
“Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.” (Filipi 3: 17)

Inilah salah satu surat yang kuat dan kaya akan pesan dari seorang Rasul Paulus. Surat yang ditujukan kepada konteks jemaat dan para pelayan di Filipi ini, tidak bertujuan menyatakan diri Paulus sudah sempurna dan memperoleh pengenalan tuntas akan Kristus. Apakah Paulus mengenal Kristus? Ya. Apakah dia telah mengenal-Nya penuh? Paulus mengatakan belum, dan itulah yang terus dia kejar. Memang seorang yang telah mengenal Kristus, ingin mendapatkan pengenalan yang lebih dalam lagi. Ini bahkan lebih lagi daripada keinginan mengenal dan mengasihi lebih dalam orang-orang yang kita kasihi. Keinginan ini membuat ia melupakan apa yang telah di belakangnya. Paulus tidak mengijinkan apa yang sudah dicapainya menjadikannya puas diri, berbangga diri,melainkan ia mengarahkan dirinya kepada apa yang masih dapat dia peroleh.
Tetapi justru proses hidup dan pelayanan seperti itulah yang membuat Rasul Paulus layak disebut manusia teladan dan sekaligus rasul teladan. Sebab Paulus terus “mencari” meskipun ia telah “mendapatkan.” Dia bahkan memberi jaminan bahwa Tuhan akan memampukan kita menjadi teladan iman, pengharapan dan kasih bagi banyak dan berbagai tipe orang, khususnya orang Yahudi dan non Yahudi di konteks Paulus juga jemaat di Filipi. Khususnya berbeda pandangan dan pendapat. Perbedaan (termasuk kita refleksikan dengan kita sebagai bangsa dan gereja di Indonesia) tidaklah mencegah dan menghambat kita untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Setiap orang memiliki tingkat pengertiannya masing-masing dan Paulus mendorong jemaat untuk melanjutkan proses pengenalan yang bersifat progresif ini, sehingga kita akan semakin dimampukan dalam keteladanan, setia mewujudkan keteladanan, bertahan memberlakukan nyata perbuatan-perbuatan yang patut diteladani semua orang percaya. Bahkan mampu mempengaruhi dan layak jadi teladan bagi tetangga, dalam berjemaat dan bermasyarakat.
Pertanyaannya keteladanan siapa dan seperti apa? Dari surat Paulus ini jelas kita diingatkan dan diajarkan keteladanan yang bersumber hanya dari sikap dan perbuatan Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus. Keteladanan bertahan dalam iman, bertahan dalam pengharapan, dan bertahan dalam kasih. Paulus ingin supaya orang-orang Kristen mempelajari apa saja yang baik. Kita tidak boleh malu mempelajari hal baik apa saja dari orang-orang jahat, atau orang-orang yang tidak memiliki berbagai keuntungan seperti kita. Marilah hidup dalam semua jalan kebajikan, dan tinggal di dalamnya. Maka, entah datang dari manusia atau tidak, pujian akan datang dari Allah atas perjuangan hidup kita yang penuh syukur dan menjadi teladan dalam mengasihi serta melakukan Firman Allah secara nyata, tiap waktu. Ajaran dan kehidupan Paulus adalah dua hal yang sejalan. Apa yang mereka lihat padanya adalah sama dengan apa yang mereka dengar darinya. Ia bisa mengajukan dirinya dan juga ajarannya untuk mereka contoh. Menjadi teladan yang hidup, keteladanan seorang Rasul Paulus berdasarkan Firman Allah, yang bahkan terus hidup hingga hari ini, saat-saat kita semakin dihidupi dan menghidupi minggu-minggu Pra Paskah. Selamat menjadi pembelajar sekaligus pelaku keteladanan Iman, Pengharapan, dan Kasih. Amin. 
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
Share