Renungan Minggu 07 Juni 2020
Damai Sejahtera (2 Korintus 13: 11-13)
“…Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!
(2 Korintus 13: 11)
Dipimpin oleh : Pdt. Agus Hendratmo
Apakah seseorang bisa merasakan damai sejahtera di tengah ancaman perang?
Apakah kita bisa menemukan damai sejahtera di tengah-tengah penderitaan, sakit, dan dukacita yang kita alami?
Apakah Anda bisa merasakan damai sejahtera di tengah ancaman virus Corona yang juga tak kunjung sirna?
Konteks kota Korintus adalah konteks kota kosmopolitan. Korintus merupakan kota tempat pertemuan dan perdagangan, yang dilengkapi dengan dua pelabuhan besar: Kengkrea dan Lechaion.
Yang paling tersohor dari kota ini adalah perilaku moralnya yang buruk. Banyaknya kelab malam dan adanya kuil dewi Aphrodite yang terletak di puncak kota itu, sebagai tempat-tempat yang menyediakan transaksi seksual, menunjukkan perilaku amoral orang-orang yang ada di kota tersebut.
Kondisi kota semacam ini, tentu bisa membuat orang-orang Kristen mudah merasakan kecemasan dan kekhawatiran, ketika mereka ingin hidup seturut dengan kehendak Allah. Mereka selalu berhadapan dengan godaan dan bujukan untuk menyesuaikan gaya hidup mereka dengan gaya hidup kota Korintus yang menjauhkan mereka dari kebenaran Allah.
Apakah mereka akan larut dalam gaya hidup duniawi kota Korintus ataukah tetap dalam gaya hidup kristiani yang diajarkan Rasul Paulus? Rasul Paulus tidak menghendaki jemaat Kristen Korintus terbawa arus dalam gaya hidup amoral kota Korintus. Rasul Paulus memberi nasihat yang penting, pada ayat 11 tadi.
Apa yang dinasihatkan Rasul Paulus?
Hiduplah dalam damai sejahtera Allah, maka Allah, sumber segala kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu.
Kondisi kota Korintus yang amoral tidak otomatis membuat orang-orang Kristen ikut terbawa menjadi orang-orang amoral. Kuncinya adalah mereka mau menghayati hidup dalam damai sejahtera Allah. Hidup dalam damai sejahtera Allah berarti hidup dalam keyakinan dan pengharapan yang kuat bahwa Allah sebagai sumber damai sejahtera tersebut menyertai dan memampukan mereka menjalani hidup dengan baik di tengah-tengah beragam tantangan dan godaan hidup yang ada.
Dalam konteks pandemi Corona ini, kita tidak perlu meremehkan virus Corona, namun kita juga jangan mau diremehkan oleh virus Corona. Jangan sampai virus Corona membuat kita kehilangan damai sejahtera kita akan kasih dan pemeliharaan Allah dalam kehidupan kita. Amin.
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.