Dia yang Datang Dalam Nama Tuhan  (Markus 11: 1-11)

Renungan Minggu Palmarum – 28 Maret 2021

DIA YANG DATANG DALAM NAMA TUHAN (Markus 11: 1-11)

“Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.”
(Markus 11: 8)

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th

 

Dia yang Datang Dalam Nama TUHAN

Mari meneladani Dia yang datang dalam nama Tuhan. Meneladani sikap Tuhan Yesus Kristus, khususnya saat menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya yang semakin dekat.
Bukan dengan rasa takut, gentar atau panik. Tidak juga dengan sikap memikirkan diri sendiri. Namun penuh dengan kerendahan hati. Keteladanan sebagai Hamba Tuhan yang merendah
Yesus, perjalanan keteladanan ini merupakan demonstrasi kemesiasan-Nya.

Namun, dari pihak umat peziarah, perjalanan ini adalah suatu peristiwa mengelu-elukan Mesias, yang mungkin di dalamnya termuat cita-cita nasional, religius-politik. Semua orang yang berada di sekitar Yesus bersahut-sahutan menyanyikan lagu bak menyambut seorang pahlawan pulang dari peperangan. Dengan tradisi mengelu-elukan dengan daun palem dan sebagainya.


Namun berbeda makna tentu bagi para pengikut Yesus saat itu dan khususnya makna bagi para murid-Nya, di peristiwa inilah umat (para pengikut seperti hanya hingga kita sekarang ini) memaklumkan Yesus sebagai Tuhan dan Mesias, seperti di ayat 8-9: Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,” ini acuan terbesar mengapa kita menyebutnya sebagai Minggu Palmarum.


Karenanya mari jangan kita “gagal paham.” Karena di konteks tersebut bahkan hingga kini banyak yang gagal memahami makna Kerajaan yang akan datang. Mereka mengira bahwa Kerajaan itu akan datang dalam bentuk istana dan pemerintahan yang megah. Padahal Kerajaan Allah datang melalui pembaruan kerohanian. Orang banyak hanya memikirkan dimensi material dan hal-hal yang bersifat eksternal.bMereka mengira bahwa Kerajaan itu akan dibangkitkan melalui revolusi militer yang menunjukkan kekuatan. Padahal justru sebaliknya, yaitu melalui penolakan, penderitaan, dan kematian Mesias sebagai Anak Domba Allah yang mati bagi dosa umat-Nya (bandingkan Yesaya 52:13 – 53:12).


Dia sesungguhnya lebih dari sosok pahlawan, melebihi bahkan dari Raja. Dia adalah Mesias, dan Dia adalah Tuhan. Ada nada penuh semangat bahwa Tuhan selalu datang untuk menyelamatkan. Dia bukan Tuhan yang meninggalkan, Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan yang selalu datang. Selalu datang menghampiri setiap pribadi, keluarga kita, negara bangsa kita -Indonesia- tercinta, dan selalu datang kepada bumi.


Mari meneladani misi Yesus yang sebenarnya. Dia bukan Raja Kekuasaan, Dia adalah Raja yang datang membawa damai.
Dia adalah Tuhan Juruselamat dunia.
Mari mau jadi seperti Kristus, bersedia lebih rendah hati.
Mau jujur dan terbuka.
Bersedia menjalani kesulitan apalagi itu untuk membahagiakan orang lain, keluarga dan sesama manusia.
Memengaruhi orang lain dengan inspirasi dan karya dalam Kasih.
Doakan lah lebih banyak orang. Hampiri lebih banyak orang dengan peduli dan mau berbagi Cinta-Nya.
Tersenyumlah membawa damai bagi keluarga, dan orang-orang di dekatmu.
Ketiklah kalimat di e-Mail, video call, wa (apalagi WAGroup) dan chat, dan atau komen, yang membawa damai, juga semangat bahkan sukacita bagi orang lain. Bukan sebaliknya.
Kini dibutuhkan lebih banyak keteladanan Kristus yang berwujud nyata di keseharian.
Mari setiap kita, di tengah pergumulan dan perjuangan kehidupan akibat pandemi kini, kita semakin bersedia membawa damai.

Salam Palmarum.

Amin.

 

Media: GKJ-N/No. 13/03/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share