DIBERKATILAH DIA, YANG DATANG DALAM NAMA TUHAN (MARKUS 11: 1-11)
“Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru, “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,…” (Markus 11: 9, TB2)
Diberkatilah Dia, Yang Datang Dalam Nama Tuhan
Kuda dan keledai. Dua binatang ini merupakan sarana transportasi yang umum waktu itu. Di samping kuda dan keledai, tentu saja ada unta. Namun tentu saja, masing-masing binatang ini punya keunikan tersendiri sebagai alat transportasi. Menjelang hari besar keagamaan di Yerusalem, biasanya menjamur juga persewaan sarana transportasi ini, khususnya unta dan keledai. Kuda lebih sering dipakai sebagai sarana militer waktu itu, bukan transportasi publik.
Yesus menaiki keledai saat masuk ke kota Yeruselam. Sekilas mungkin ini pemandangan yang biasa saja. Ada banyak orang yang masuk ke kota Yerusalem juga menaiki keledai. Tidak akan menarik perhatian orang.
Namun demikian, apa yang dilakukan Yesus dengan menaiki keledai terlihat sebuah tindakan yang memang dimaksudkan juga membawa makna simbolis. Pertama, keledai yang dipilih Yesus adalah keledai “yang belum pernah ditunggangi orang” (ayat 2). Yesus tidak memakai keledai yang sudah pernah ditunggangi orang. Ini ada makna simbolisnya. Pada waktu itu hewan yang diperuntukkan untuk ritual keagamaan haruslah hewan yang tidak pernah dipakai untuk urusan-urusan lainnya. Dengan memilih keledai yang belum pernah ditunggangi orang, Yesus menekankan aspek makna religiusitas kedatangan-Nya ke Yerusalem, bukan kedatangan sekadar untuk berpelesir, mencari kesenangan atau liburan.
Kedua, Yesus naik keledai bukan kuda. Kuda adalah sarana militer. Dipakai untuk kavaleri, prosesi militer. Yesus memasuki Yerusalem melalui pintu gerbang Timur, yang dekat dengan Betfage dan Betania. Rombongan militer Roma akan masuk melalui pintu gerbang barat dengan kavaleri kuda. Bisa dipastikan, menjelang hari raya keagamaan Yahudi waktu itu, Pontius Pilatus akan memasuki Yerusalem juga dengan kavaleri militernya untuk menjaga keamanan Yerusalem. Yesus naik keledai karena secara sengaja Yesus ingin menggenapi nubuat nabi Zakharia, seorang Mesias yang menunggang seekor keledai (Zakharia 9: 9). Dengan demikian, Yesus sekaligus menegaskan kemesiasan-Nya, melalui penggenapan ini. Yesus adalah Mesias yang membawa damai sejahtera dalam nama Bapa, bukan mesias pembawa perang dan kehancuran.
Banyak orang menyambut dan mengelu-elukan Yesus. Mereka tampaknya bisa membaca bahasa simbolis ini. Itulah sebabnya mereka juga berseru: Hosana, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Saya yakin, ketika kita pun datang dan hadir dalam hidup ini dengan membawa damai sejahtera Tuhan, bukan kebencian dan permusuhan, kita pun pantas bersorak bahkan dielu-elukan: diberkatilah siapa saja yang datang membawa damai Tuhan.
Amin.
Media: GKJ-N/No.04/03/2024
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.