Dilahirkan Kembali Dari Roh Kudus  (Yohanes 3: 1-8)

Renungan Minggu, 30 Mei 2021

DILAHIRKAN KEMBALI DARI ROH KUDUS (Yohanes 3: 1-8)

“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.”
(Yohanes 3: 7)

 

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Dilahirkan Kembali Dari Roh Kudus

1. Dilahirkan Dari, Oleh dan Dalam Roh Kudus
DOD mungkin bisa membantu kita langsung mencerna dan mengingat refleksi Sanda kali ini.
Dari, Oleh, Dalam – Roh Kudus.
Pengajaran dialogis Tuhan Yesus dengan Nikodemus di perikop kita ini, menyapu segala dasar keagamaan dan pengertian mengenai Kerajaan Allah yang dimiliki Nikodemus. Sejak kecil, Nikodemus diajar bahwa di hadapan Allah, dia tidak seperti orang bukan Yahudi, karena dia lahir sebagai orMereka berpikir bahwa mereka pasti masuk Kerajaan Allah kecuali mereka murtad atau melakukan kejahatan yang luar biasa. Tuhan Yesus sangat menolak pikiran itu.
Nikodemus yang beradab, Nikodemus yang agamawi – Nikodemus yang kepadanya dipercayai jabatan – harus diperanakkan kembali.

Tuhan Yesus mengajar dia bahwa segala jabatan, amal, dan ketaatan tidak memungkinkan supaya orang dapat melihat Kerajaan Allah.
Dalam percakapan ini Tuhan Yesus tidak sopan santun, karena Dia sungguh mau mendorong supaya Nikodemus tidak bersadar pada apa yang dia lakukan. Tuhan Yesus mau menegaskan bahwa setiap orang perlu seorang Juruselamat, termasuk Nikodemus.

Nats ada di ayat 7: “Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.”
Dilahirkan kembali atau dalam terjemahan dasarnya “diperanakkan” di sini adalah dilahirkan bukan jasmani, namun dilahirkan kembali dari dan salam Roh Kudus.
Menarik bahwa diperanakkan diterjemahkan “dilahirkan”, maka istilah air dapat merujuk pada air yang keluar waktu seorang bayi dilahirkan. Dengan kata lain, Tuhan berkata, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah manusia harus dilahirkan secara jasmani dan secara rohani. Kelahiran jasmani sebagai seorang Yahudi yang asli, yang begitu dihargai oleh Nikodemus, tidak berarti, dan tidak cukup.
Kontras ini, antara apa yang dihargai dalam adat-istiadat orang Yahudi dan apa yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus, sangat sesuai dengan pasal-pasal ini dalam Injil Yohanes.

Jika terjemahan diperanakkan dipertahankan, maka istilah air dapat merujuk pada air mani, sesuai dengan kebiasaan budaya Yahudi. Memang bagi kita, ungkapan ini aneh dan asing, tetapi dalam konteks ini Tuhan Yesus berbicara dengan seorang Farisi yang sudah biasa dengan pola pikir ini. Tafsiran ini sesuai dengan terjemahan harfiah dari 1 Yohanes 3:9 yaitu, “Setiap orang yang diperanakkan dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih-Nya tetap ada di dalam dia….”
Ajaran Tuhan Yesus ini sebenarnya menggemakan nubuat Yehezkiel yang menunjuk kepada pentahiran dosa manusia melalui baptisan air dan Roh. “Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. (ayat 5&6)
Walaupun pekerjaan-Nya tidak terlihat karena terjadinya di pusat kehidupan seseorang, namun dampak perubahan secara total pada hidup orang itu dapat terlihat.
Seperti di ayat terakhir perikop kita Minggu ini (ayat 8) berbunyi prosa namun sangat dalam makanya dan menegaskan demikian, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari manaia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Hanya dengan kelahiran kembali oleh Roh Kudus, hidup manusia bisa berkenan kepada Allah, sedangkan hidup dalam sifat dosa hanya membuahkan murka Allah.

2.”Dilahirkan Kembali” Terus Menerus
Baptisan air adalah lambang pekerjaan Roh Kudus mentahirkan hati seseorang sehingga ia bertobat. Seperti tiupan angin yang bisa dirasakan, tetapi tidak dapat dilihat oleh mata atau dimengerti oleh pikiran manusia, demikian juga pekerjaan Roh Kudus itu.
Dosa membuat hati rusak dalam pemberontakan terhadap Allah. Oleh karena itu, penyelesaian masalah dosa tidak cukup dengan menyesali dan meninggalkan dosa melainkan hati yang rusak itu harus diperbarui total.
Itulah yang Tuhan Yesus maksudkan ketika Ia berkata bahwa seseorang harus dilahirkan kembali untuk dapat diselamatkan (baca dan maknai lebih dalam ayat 3 tadi: “Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Lahir kembali adalah pembaruan hati, pikiran dan perbuatan DOD Roh Kudus. Oleh karenanya dilahirkan kembali seharusnya berlaku kembali dan kembali dan kembali. Terus menerus dilahirkan kembali dari, oleh dan dalam Roh Kudus.
Berwujud nyata lewat perbuatan-perbuatan baik yang nyata bagi sesama manusia.
Peduli kepada tetangga dan orang-orang di sekitar di tengah pendemi ini.
Berbagi Kasih dan melayani tiada henti dari hal-hal yang kelihatan sederhana kepada keluarga, lingkungan, rekan umat jemaat di Wilayah masing-masing, juga berdoa dengan lebih sungguh dalam tiap Ibadah Minggu (onsite maupun online) mendoakan banyak saudara seiman dan mendoakan semua orang suku, ras, bangsa dan agama apapun.

Karya pembaruan Roh Kudus itu memang sulit dipahami oleh orang-orang seperti Nikodemus, karena mereka tidak menerima dan percaya kepada pengajaran Tuhan Yesus. Hanya mereka yang terbuka pada Yesus dan firman-Nya dimampukan mengerti kebenaran Ilahi ini.

Sering kali kita terjebak dengan pandangan sempit seperti Nikodemus. Perbuatan baik, ikut melayani di gereja, memberi persepuluhan, sudah dibaptis dalam air, dan berbagai tanda keagamaan Kristen lainnya tidak menjamin diri pasti selamat.
Kata kerja yang diterjamahkan diperanakkan tadi juga dipakai dalam fasal Yohanes 1:12-13 yang berkata, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”
Manusia tidak bisa dan tidak berusaha untuk diperanakkan/dilahirkan, dan dia tidak melakukan sesuatu untuk dilahirkan.

Demikian juga manusia tidak dapat melakukan amal suatupun untuk dilahirkan kembali menjadi anak Allah.

Dilahirkan kembali hanya bisa ada DOD Roh Kudus.

Selamat dilahirkan kembali dan terus-menerus: dari, oleh dan dalam Roh Kudus.

Amin.

Media: GKJ-N/No.22/05/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share