HIDUP DALAM HIKMAT ALLAH, BUKAN HIKMAT DUNIA (1 KORINTUS 1: 18-25)
”…tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.” (1 Korintus 1: 24, TB2))
Hidup dalam Hikmat ALLAH, Bukan Hikmat Dunia
Cara dan gaya hidup kita, mau tidak mau memang dipengaruhi dunia sekitar kita. Pikiran, perasaan, perilaku dan pengalaman hidup yang kita miliki akan memunculkan jejak pengaruh dunia kita. Ada banyak pengaruh semacam ini yang tidak bisa dihindarkan begitu saja, namun ada juga yang memang justru harus dihindarkan karena bisa berdampak buruk bagi hidup kita. Ambil contoh, mengapa orang bisa begitu saja memaki (Jw: misuh)? Pastilah karena orang itu meniru orang lain yang biasa misuh. Namun siapapun bisa belajar untuk berhenti misuh, untuk bebas dari pengaruh tersebut.
Orang-orang Yahudi tentulah orang-orang yang juga terbentuk oleh dunia sekitar. Hikmat dunia yang diterima oleh orang-orang Yahudi, selama bertahun-tahun lamanya, salah satunya adalah pandangan dan keyakinan yang kokoh bahwa Mesias bagi bangsa Yahudi adalah Mesias yang jaya. Mesias yang bisa mengalahkan penjajah Romawi dengan kuasa-Nya. Mesias yang disalibkan? Tidak ada dalam pikiran mereka. Masak seorang Mesias mati dengan cara hina disalibkan! Pasti Yesus bukan Mesias. Inilah yang dimaksud Rasul Paulus, pikiran semacam ini telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk menerima dan beriman pada Yesus. Demikian juga, orang-orang Yunani yang terbentuk juga oleh dunia sekitar, misalnya melalui beragam aliran filsafat yang dikenal pada saat itu. Hikmat yang mereka terima dari pemikiran filsafat (filsafat sendiri merupakan ilmu tentang hikmat, filsafat berarti cinta hikmat) mendorong mereka untuk menyimpulkan hanya orang bodohlah yang bisa percaya dan menerima bahwa kematian Yesus yang disalibkan oleh tentara Romawi itu berdampak bagi keselamatan umat manusia. Inilah yang dimaksud Rasul Paulus ketika mengatakan pemberitaan Kristus yang disalibkan dianggap kebodohan bagi mereka.
Rasul Paulus menegaskan bahwa hikmat Allah memang bisa berbeda dari hikmat dunia. Jadi siapapun yang menjalani hidup ini hanya mengandalkan hikmat dunia, bisa jadi justru memang akan menjauh dari hikmat Allah. Rasul Paulus, pada dasarnya bukanlah orang yang anti terhadap hikmat dunia. Rasul Paulus menyadari bahwa hikmat dunia pasti dalam banyak hal mempengaruhi kehidupan orang-orang. Itulah sebabnya, rasul Paulus mengingatkan jika hikmat Allah berbeda dengan hikmat dunia, pegang dan bersandarlah pada hikmat Allah, bukan pada hikmat dunia. Sebagai orang-orang Kristen di zaman sekarang, kita juga tak bebas dari pengaruh hikmat dunia. Perhatikan baik-baik, jika hikmat dunia itu membuat kita jauh dari Allah dan menolak karya penyelamatan Allah di dalam peristiwa Yesus yang disalibkan, jangan kita berpegang pada hikmat tersebut.
Amin.
Media: GKJ-N/No.09/03/2024
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.