IA MENGENAKAN PAKAIAN KESELAMATAN KEPADAKU (YESAYA 61: 8-11)
“Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.”
(Yesaya 61: 10)
IA Mengenakan Pakaian Keselamatan Kepadaku
Nubuat Nabi Yesaya sungguh unggul tiada tara dan berguna. Ini benar demikian bagi jemaat Allah di konteks teks saat itu. Menginsafkan mereka akan dosa, memberi mereka petunjuk akan kewajiban mereka, dan memberi penghiburan bagi mereka dalam kesusahan. Ada dua kesusahan besar yang menimpa jemaat kala itu yang dirujuk di sini, dan penghiburan diberikan dalam kaitan dengan itu, yaitu penyerbuan Sanherib, Raja Asyur, yang terjadi pada zaman Yesaya sendiri, dan penawanan di Babel, yang terjadi lama sesudah nubuat Yesaya ini.
Dan dalam semua dukungan dan dorongan yang diberikan untuk kedua masa sukar tersebut, kita temukan anugerah Injil yang melimpah. Bagian awal perikop kita di Minggu Adven ke-3 ini banyak berkenaan dengan kecaman-kecaman mengenai dosa dan ancaman penghakiman. Sedangkan bagian akhirnya penuh dengan kata-kata keras dan kata-kata penghiburan.
1. Tuhan Mengenakan Pakaian Keselamatan Kepadaku
Cara seperti ini dipakai oleh Allah pada waktu dulu melalui para nabi, hingga nubutan ini tergenap dalam Tuhan Yesus Kristus -Tuhan dan Juruselamat kita- lalu masih dipakai-Nya terus sampai sekarang, dengan pertama-tama menginsafkan hati, baru kemudian menghibur kita persekutuan orang-orang percaya (baca: umat dan Gereja-Nya).
Memang tak diragukan lagi, Nabi Yesaya memberitakan banyak khotbah, dan menyampaikan banyak pesan kepada umat, tetapi tidak ditulis dalam kitab ini. Ini juga dilakukan Kristus. Dan barangkali khotbah-khotbahnya itu disampaikan dengan lebih panjang lebar daripada yang diceritakan di sini. Walaupun begitu, yang tertinggal dalam catatan di sini adalah kristalisasi bahwa Tuhan mengenakan jubah/pakaian keselamatan-Nya kepada kita.
2. Mari Bersukaria dan Bersorak-sorai di dalam Allah
Kita adalah orang-orang yang layak bersukaria dan bersorak-sorai di dalam Allah memiliki alasan untuk bersukacita dengan sangat, dan kita tidak perlu takut untuk bersukacita sampai sehebat-hebatnya apabila kita menjadikan Allah sebagai kegembiraan dari sukacita kita.
Nyanyian pertama dari Injil dimulai seperti ini, jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku (baca dan bandingkan Lukas 1:46-47). Ada penyebab yang benar untuk sukacita ini, dan ada semua alasan di dunia mengapa sukacita itu harus berakhir pada Allah. Sebab keselamatan dan kebenaran dikerjakan dan dibawa masuk, dan keduanya dikenakan kepada jemaat sebagai pakaian. Keselamatan yang dikerjakan Allah untuk orang-orang Yahudi, dan kebenaran-Nya yang di dalamnya Ia menampakkan diri bagi mereka, dan pembaharuan yang muncul di antara mereka, membuat mereka terlihat mulia di mata semua orang bijak, seolah-olah mereka dikenakan jubah kebesaran atau pakaian pengantin. Kristus telah mengenakan pakaian keselamatan kekal kepada kita orang-orang percaya dan sebagai umat jemaat-Nya (dan itu sungguh-sungguh mulia), mari kita mengenakan padanya kebenaran, baik dari pembenaran maupun pengudusan dalam Tuhan Yesus Kristus.
Sadarilah dan imankanlah bahwa orang-orang yang akan berpakaian keselamatan adalah mereka, dan hanya mereka, yang sekarang dikenakan-Nya dengan jubah kebenaran. Pakaian itu adalah pakaian yang megah dan indah, seperti pakaian imam (sebab itulah arti dari jubah kebenaran) yang dengannya pengantin laki-laki menghias dirinya.
Seperti itulah keindahan anugerah Allah pada orang-orang yang berjubahkan kebenaran, bahwa dengan kebenaran Kristus, kita mendapat perkenanan Allah, dan dengan pengudusan Roh gambar Allah diperbarui dalam diri mereka. Mari kita berpakaian seperti pengantin yang akan dinikahkan dengan Allah, dan mengikat perjanjian dengan Dia. Setiap perkataan kita, penggunaan Sosmed kita, hingga tingkah laku kerja dan pelayanan kita memancarkan sinar Kasih pakaian seperti imam yang bekerja hanya untuk Allah, dibawa ke dalam persekutuan dengan-Nya, dan semakin memancar di keadaan geopolitik Indonesia dan di geoekonomi juga upaya perdamaian bumi kita saat ini.
Amin.
Media: GKJ-N/No.03/12/2023
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.