IMAN MEMBERI KEMENANGAN (MAZMUR 20: 1-10)
”Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.”
(Mazmur 20: 7)
Iman Memberi Kemenangan
Ketika mendengar tentang kemenangan, pikiran saya langsung terarah kepada konsep kemenangan yang bersifat “lahiriah”, yakni kemenangan dalam menghadapi berbagai tantangan situasi kehidupan maupun kemenangan untuk meraih sesuatu yang lebih baik di masa mendatang. Hal ini bukan menjadi suatu pernyataan yang salah, namun ketika direnungi secara mendalam, makna kemenangan bagi setiap orang percaya tidak hanya terbatas pada keberhasilan dalam melewati setiap kesulitan kehidupan, melainkan kemenangan yang sejati adalah saat kita berhasil secara mutlak menaati setiap arahan dan pimpinan Tuhan dalam setiap langkah yang kita ambil. Beranjak dari konsep ini, lantas sikap seperti apa yang dapat dihadirkan setiap orang percaya untuk meraih kemenangan sejati?
Bersama-sama kita belajar dari pemazmur yang menaruh pengharapannya kepada Tuhan dalam peperangan yang membawa kesesakan baginya (Mazmur 20 : 1 – 10). Pengharapan yang ditunjukkan melalui doa telah menjadi pernyataan imannya bahwa hanya Tuhan yang dapat menolongnya dalam menghadapi musuh. Pemazmur percaya bahwa hanya Tuhan yang dapat melepaskan bangsa Israel dari kesesakan, membentengi mereka, memberikan bantuan dan kemenangan (ayat 1 – 6). Oleh karena itu, pemazmur mengajak setiap orang untuk tidak mengandalkan kekuatan militer kereta dan kuda atau kekuatan pribadi manusia, sebab pikiran dan tubuh manusia adalah sesuatu yang bersifat terbatas dan mudah rapuh. Maka, dalam ayat 9 dikatakan bahwa bangsa Israel dan setiap orang percaya harus bersandar teguh pada Tuhan dengan terus berseru mencari wajah-Nya dan tekun menghidupi Firman-Nya dalam kehidupan.
Pemazmur mengajak setiap orang percaya untuk belajar mewujudkan imannya dengan berkomitmen menyerahkan diri dan setiap situasi kepada Tuhan dalam berbagai pergumulan yang menekan kehidupan layaknya peperangan. Bagian kita sebagai orang percaya adalah tetap berpegang teguh pada kuasa Tuhan yang mampu bekerja dan memberi hikmat serta menyediakan pertolongan yang kita butuhkan.
Kita tidak dapat menjadikan apa yang melekat pada diri kita, baik itu uang, pengalaman, keahlian atau apa pun yang kita pikir menguntungkan posisi kita. Tuhan memang dapat memakai apa yang ada pada kita dalam “peperangan” yang kita hadapi, namun serahkanlah semuanya itu sebagai alat yang kudus di tangan Tuhan. Sebab, kemenangan hanya didapatkan oleh mereka yang mempraktikkan iman di dalam kehidupannya.
Mari mewujudkan iman yang membawa kemenangan dengan teguh mempersiapkan hati yang sejalan untuk selalu haus datang kepada Tuhan dan tekun tinggal di dalam Firman-Nya.
Amin.
Media: GKJ-N/No.03/06/2024
Oleh: Merdekawati Solannia Mansula