INILAH ANAK-KU YANG TERKASIH, DENGARKANLAH DIA (MARKUS 9: 2-9)
”Lalu datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia.” (Markus 9: 7, TB2)
Inilah Anak-Ku Yang Terkasih, Dengarkanlah Dia
Siapa yang harus didengarkan? Bagi banyak orang, pertanyaan semacam ini menjadi pertanyaan yang penting dalam menjalani kehidupan. Mendengar informasi, terlebih informasi yang menentukan hidup dan mati, memerlukan sumber yang akurat dan tepercaya. Bila gigi Anda berlubang, informasi yang dapat diandalkan cara menambal gigi Anda tentu dari seorang dokter gigi, bukan tukang tambal ban. Sebaliknya, jika ban Anda berlubang kena paku, yang dapat diandalkan informasi cara penanganannya adalah tukang tambal ban, bukan dokter gigi.
Memang, tidak selalu mudah bagi kita untuk membedakan kebenaran informasi yang kita terima. Contohnya di masa kampanye pemilihan capres-cawapres ini, ada banyak bentuk informasi yang berseliweran: misinformasi dan disinformasi. Misinformasi adalah informasi yang diyakini benar padahal keliru, sedangkan disinformasi merupakan informasi keliru yang memang sengaja disebar untuk tujuan tertentu, contohnya hoaks. Misinformasi dan disinformasi tidak memberikan informasi sebenarnya,bisa jadi malah menyesatkan atau membahayakan penerima informasi tersebut jika informasi itu diterima sebagai kebenaran.
“Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia,” tiba-tiba terdengarlah suara ini dari dalam awan, saat Petrus, Yakobus, dan Yohanes melihat Yesus berubah rupa di depan mata mereka. Di gunung itu, mereka bertiga mengalami pengalaman yang menggetarkan sehingga membuat mereka sangat ketakutan (ayat 7). Saat Yesus berubah rupa dan jubah-Nya menjadi sangat putih berkilauan, Yesus tidak sendirian. Ada Elia dan Musa di dekat-Nya, dua tokoh besar dalam sejarah kehidupan umat Israel. Sabda: Dengarkanlah Dia, menunjuk pada keistimewaan Yesus yang melebihi dua tokoh besar Musa dan Elia. Sabda ini tidak dimaksudkan untuk mengabaikan apa yang selama ini telah diajarkan mereka berdua bagi umat Israel. Musa dan Elia adalah dua tokoh penting yang tetap harus dihargai dan didengarkan, Namun kini saatnya, umat mendengarkan Yesus, Anak-Nya yang terkasih. Dalam Yesus, Sang Bapa menunjukkan sepenuhnya apa yang menjadi kehendak-Nya bagi umat manusia di dunia ini. Dalam Yesus, tidak ada misinformasi atau disinformasi bagi umat-Nya.
Sebagai orang-orang Kristen, pengikut Kristus, sungguh aneh jika kita tidak punya kebiasaan mendengar suara Yesus dalam hidup kita. Apakah kita punya kebiasaan mendengar suara Yesus, misalnya membaca Injil yang menceritakan perbuatan dan perkataan Yesus? Salah satu cara baik untuk mendengarkan Yesus adalah dengan membaca Injil, apa yang Yesus katakan dan Yesus lakukan. Mendengarkan suara Yesus tidak berarti harus mendengarkan langsung suara Yesus yang terdengar dari awan bagi kita, tetapi melalui sabda dan perbuatan-Nya yang diceritakan kepada kita melalui kitab injil.
Amin.
Media: GKJ-N/No.06/02/2024
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.