Kamu Bukan Lagi Anak-anak Kegelapan (Efesus 5: 8-14)

Kamu Bukan Lagi Anak-anak Kegelapan (Efesus 5: 8-14)

“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang” (Efesus 5: 8)

Mengubah kebiasaan tidak mudah. Apa sebabnya?
Karena sudah biasa, sudah menjadi habit, entah yang baik atau yang buruk. Contohnya, ketika hari-hari ini kita diajak mengubah kebiasaan salaman dan cipika-cipiki sebagai salah satu upaya pencegahan virus corona.
Tidak mudah, kan? Kita merasa ada yang kurang, tidak lagi bersalaman ketika berjumpa dengan saudara atau teman kita. Namun demikian, kita menyadari, saat ini perubahan kebiasaan ini sangat penting bagi kita.

Problem mengubah kebiasaan hidup lama seperti ini dihadapi juga oleh orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada Kristus di kota Efesus. Kebiasaan hidup lama mereka tergambarkan dari ajakan Rasul Paulus yang mengajak  mereka mengubah dan meninggalkan kehidupan lama tersebut.
Beberapa di antaranya: percabulan, kecemaran, keserakahan, penyebaran kata-kata kotor-kebohongan, dan penyembahan berhala. Bahkan sangat tegas, Rasul Paulus mengatakan untuk tidak melakukan kontak dengan orang-orang yang masih melakukan praktik-praktik tersebut: janganlah kamu berkawan dengan mereka (ayat 7).
Jadi untuk mengatasi problem ini, salah satu anjuran Rasul Paulus adalah menjaga “jarak sosial” dengan mereka. Social Distancing. Bukan dengan semua orang, tetapi dengan orang-orang yang masih hidup dalam kehidupan lama.

Dalam masa  transisi, iman mereka masih lemah, masih perlu dikuatkan. Kalau mereka tetap nekat hidup dalam cara hidup yang lama, mereka akan kembali terjatuh dalam cara hidup lama yang tidak diperkenan Tuhan.

Di samping social distancing ini, Rasul Paulus menyerukan agar mereka mulai membiasakan hidup dalam cara hidup yang baru. Katanya,”…hiduplah sebagai anak-anak terang.” Di dalam Kristus, orang percaya adalah anak-anak terang, bukan anak-anak kegelapan. Tugas anak-anak terang justru menyingkap kegelapan yang masih menguasai manusia dan membawanya kepada terang dalam Kristus.
Change your mind, change your life. Jika kita mengubah kebiasaan lama kita yang buruk, kita akan mengubah hidup kita menjadi lebih baik.

Jadi, jangan khawatir mengubah kebiasaan hidup kita. Terlebih jika kita menyadari kebiasaan hidup yang lama tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Adakalanya kebiasaan baik pun harus kita ubah sementara, ketika kondisi yang ada tidak memungkinkan. Seperti saat ini ketika kita tidak bisa beribadah secara fisik di gereja kita.
Namun demikian, mengubah kebiasaan yang baik ini, pasti kita dasarkan untuk mencapai tujuan yang lebih baik juga. Amin.

 

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.

Share