KAMU SEMUA ADALAH ANAK-ANAK TERANG (1 TESALONIKA 5: 1-11)
“karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5: 5)
Kamu Semua adalah Anak-anak Terang
Kita semua adalah anak-anak terang. Dalam keadaan yang membahagiakan seperti inilah jemaat Tesalonika berada pada waktu Rasul Paulus menorehkan dan mengirim surat 1 Tesalonika 5. Namun hal ini juga berlaku bagi semua orang Kristen yang sejati, bahwa kita berupaya, bergumul dan berjuang untuk tidak hidup di dalam kegelapan, sebab kita semua sejatinya adalah anak-anak terang.
Di konteks teks pasal 5 ini, umat jemaat Tesalonika berjuang untuk tidak berada dalam dosa dan ketidaktahuan seperti bangsa-bangsa kafir. Dahulu mereka adalah kegelapan, tetapi sekarang mereka adalah terang di dalam Tuhan. Mereka dikaruniai pewahyuan ilahi tentang perkara-perkara yang tak terlihat dan kekal, khususnya tentang kedatangan Kristus, dan apa yang diakibatkannya. Mereka adalah anak-anak siang, sebab bintang fajar telah terbit atas mereka. Ya, Surya kebenaran telah terbit atas mereka dengan kesembuhan pada sayap-Nya. Mereka tidak lagi hidup di dalam kegelapan ajaran kafir, tidak pula di bawah bayang-bayang hukum Taurat, melainkan di bawah Injil, yang mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Hal ini menjadi paling penting untuk kita saat ini -di keadaan geo-ekonomi yang tidak menentu dan geo-politik Indonesia yang kian panas menjelang masa kampanye juga Pemilu- untuk bukan kapan langit terbuka dan Kristus turun dari langit, tetapi apakah kita telah memiliki iman yang hidup, berani memihak kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar, memiliki hati yang tenang dan siap melayani sesama manusia, segala ciptaan dan kehidupan yang menjadi lebih baik.
Sebab kedatangan Tuhan menghadirkan sukacita besar dan bukan saat-saat yang menakutkan. Pertanyaannya ialah apakah kita semua sedang berjaga-jaga, siap seperti prajurit yang lengkap dengan segala persenjataan dan siap untuk bertempur, atau sedang tertidur lelap? Apakah minyak dalam buli-buli masih tersedia dan terang cahaya pelita Iman, Pengharapan dan Kasih yang nyata masih terus menyala?
Iman kita, orang-orang percaya saat ini pun tidak boleh dibangun di sekitar hal-hal yang tidak penting seperti kutak-katik ahli nujum atau dukun tentang tanggal dan hari kiamat, armagedon, atau hari kedatangan kedua kali. Tetapi iman kita seharusnya semakin terang, kita mengamini-imani percaya bahwa hari itu tidak tiba-tiba mendatangi mereka seperti pencuri. Paling tidak, jika mereka yang belum beriman dikejutkan oleh hari itu. Kita janganlah terkejut.
Sebab sebagai anak-anak Tuhan yang sudah diterangi Firman, kita sudah diberi peringatan yang jelas dan pertolongan yang cukup untuk menghadapi hari itu, dan kita bersama semua orang yang percaya Allah Bapa dalam Tuhan Yesus Kristus serta urapan hikmat Roh Kudus, Tuhan yang Satu itu, kita boleh berharap dapat berdiri dengan tenang dan yakin di hadapan kedatangan kedua kali Anak Manusia -Tuhan Yesus Kristus. Bahkan bagi kita ini akan menjadi waktu kelegaan di hadapan Tuhan. Bagi kita yang menantikan Dia, Ia akan menyatakan diri-Nya tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan, dan akan datang kepada kita sebagai Teman pada siang hari, bukan sebagai pencuri pada malam hari.
Mari jangan sampai terlambat mempersiapkan diri, sangat terlambat mempersiapkan diri untuk ujian ketika kertas ujian sudah ada di depan kita. Sudah terlambat untuk membangun rumah yang kokoh, kalau badai topan sedang melanda kehidupan. Jangan seperti lima perempuan-perempuan yang bodoh, yang kehabisan minyak sehingga pada waktu kedatangan sang mempelai, saat dimana pelita tersebut memang benar-benar dibutuhkan, pelita mereka padam dan akibatnya mereka tidak diperkenankan masuk bersama mempelai (Tuhan Yesus Kristus) ke dalam jamuan, yang kita maknai dan percayai: Kerjaan Surga Abadi Kekal.
Tetapi mari jadilah seperti perempuan-perempuan yang bijaksana, penuh “minyak hikmat” dalam buli-buli hati, rasional dan tingkah laku perbuatan nyata kepada sesama manusia. Karena kita semua adalah anak-anak terang.
Mari setia berjuang untuk menjadi anak-anak terang saling mengasihi dalam keluarga kita, terang peduli berbagi untuk tetangga juga kehidupan sosial masyarakat lingkungan di mana kita ditempatkan Tuhan, terus menjadi terang Kasih Tuhan bagi kota juga terang persatuan penuh kegembiraan untuk Indonesia tercinta, dan terang damai kepada seluruh bangsa, seluruh ciptaan Tuhan di segenap kehidupan.
Amin.
Media: GKJ-N/No.03/11/2023
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.