KEKUATAN TUHAN ADA PADA KITA
(Mazmur 29: 1-11)
“TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!”
(Mazmur 29: 11)
Kekuatan TUHAN Ada Pada Kita
Beberapa penafsir yang handal menarik kemungkinan bahwa Daud (pemazmur) menorehkan mazmur ini pada saat terjadinya badai besar yang disertai guntur, kilat dan hujan.
Kita diajak sang pemazmur mengamati pekerjaan kuasa Allah yang bisa kita saksikan di dalam kerajaan alam semesta ini untuk memuliakan kuasa dan kekuatan Allah.
Daud begitu tenggelam dalam saat menyaksikan kejadian itu dan bersukacita, bahkan saat badai tengah menerjang sekalipun, saat orang lain gemetar ketakutan, Dia justru seperti berteriak melalui doa dan nyanyian mazmurnya demikian: “Sebab, sekalipun bumi berubah, kita tidak akan takut, sebab kekuatan Allah ada pada kita.”
Ada perbedaan besar antara Daud dengan para penyair dunia.
Suara gemuruh topan badai bagi Daud bagaikan suara TUHAN, tanda dari kehadiran Allah dan aktivitas dari Allah yang hidup, sebab kata ‘suara Tuhan’ diikuti dengan kata kerja yang konkrit, demikian pula penggambaran tentang Tuhan.
Daud mampu melihat dan mau mengakui bahwa di balik kedahsyatan alam ada Allah yang berkuasa atas seluruh alam semesta.
Kata ‘air bah’ dalam ayat 10 di dalam bahasa Ibraninya, selain dalam Mazmur ini, hanya dipakai dalam peristiwa air bah zaman Nuh. Ini menegaskan bahwa Allah berkuasa atas alam semesta karena Ia dapat menggunakan kekuatan alam mendatangkan penghakiman-Nya.
Karena itulah tujuan Daud menulis mazmur ini bukan untuk mengajak pembacanya sekadar mengagumi puisinya ataupun topan badai itu, namun untuk melihat kekuatan, kebesaran dan kemuliaan Allah, serta memuliakan dan mengagungkan-Nya (baca dan maknai lagi ayat 1&2).
Tindakan Daud adalah tindakan yang sangat mulia sebab memimpin manusia memenuhi panggilannya yaitu diciptakan untuk mengenal dan memuji Allah Sang Pencipta.
Ajakannya juga menyatakan bahwa kebesaran dan keagungannya tidak membutakan matanya untuk melihat dan mengakui kebesaran dan kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta termasuk di dalamnya adalah dirinya dan seluruh rakyatnya yang menjadi umat Allah sehingga ia tetap bergantung kepada pemeliharaan-Nya, seperti Nas kita di Minggu kedua Tahun Baru 2023 kini, “TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nyadengan sejahtera!” (ayat 11).
Daud tetap menaati tatanan kehidupan di dunia yang dikehendaki oleh Allah yaitu manusia menyembah dan mengagungkan Allah, bukan dirinya sendiri, harta, teknologi, maupun ideologis sehingga Allah ditepikan.
Di konteks “zaman now” dengan digitalisasi yang semakin menguasai hampir semua lini kehidupan, apa yang bisa kita berlakukan nyata untuk menyatakan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dengan kekuatan hikmat Roh Kudus adalah satu-satunya kekuatan kita!
Jika Daud menggubah sebuah puisi, mari Anda dan saya, mari kita di tiap bagian kita masing-masing, kita bisa menghasilkan karya dan atau setia berjuang melakukan nyata tanggungjawab tiap kita untuk menginspirasi, memengaruhi, mendorong dan bahkan bisa membimbing orang lain agar ada dan semakin banyak orang mengenal dan memuliakan Allah.
Amin.
Media: GKJ-N/No.02/01/2023
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.