Renungan Minggu 05 Juli 2020
KELEGAAN DALAM KRISTUS ATAS BEBAN BERAT KEHIDUPAN (Matius 11:25-30)
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
(Matius 11: 28)
Dipimpin oleh : Pdt. Simon Rachmadi, Ph.D
Tidak ada orang yang tidak ingin terbebas dari beban hidupnya. Namun demikian tampaknya tidak ada orang yang bisa bebas sepenuhnya dari beban hidup baik kecil maupun besar.
Beban hidup seakan melekat dalam hidup manusia. Seseorang yang terlihat berbahagia dari luar, ternyata bisa saja menyimpan banyak beban hidup jika kita mengenalnya dari dalam. Asal beban hidup tersebut bisa bermacam-macam. Bisa dari sumber-sumber eksternal ataupun sumber-sumber internal.
Namun demikian semua beban hidup yang ada memerlukan respons yang tepat.
Yesus mengajarkan kita untuk memberikan respons yang tepat atas beban hidup kita. Ketika seseorang memiliki beban berat dalam kehidupan, seseorang bisa merasakan putus asa yang mendalam atas beban hidupnya ini. Rasa putus asa ini bisa menyebabkan depresi, dan bahkan merusak iman seseorang. Iman seseorang menjadi rusak karena beban hidup, terjadi saat seseorang tidak lagi bisa melihat terbukanya pintu pengharapan dari Tuhan dan memercayakan hidup pada pemeliharaan Tuhan.
Apa yang dikatakan Yesus bagi mereka yang berbeban berat?
(1) Marilah kepada-Ku.
Maksud Yesus adalah jangan ragu untuk datang kepada Yesus memohon pertolongan dan kekuatan ketika hidup ini terasa berat karena beban hidup kita. Jangan datang kepada keputusasaan. Dalam Yesus, selalu tersedia pintu-pintu pengharapan yang terbuka,
(2) Belajarlah kepada-Ku.
Maksud Yesus adalah mari kita mengenal kehendak Allah dalam segala beban hidup yang kita alami. Dengan mengenal kehendak Allah dengan baik, kita tidak akan membiarkan diri kita dihancurkan oleh beban kehidupan kita. Beban kehidupan bahkan bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk dapat selalu bertumbuh dalam kehendak Allah,
(3) Pikullah kuk yang Kupasang.
Maksud Yesus adalah kita tidak mungkin menjadi manusia yang sepenuhnya bebas dari beban kehidupan. Namun ketika kita mengalami beban hidup kita itu dengan kacamata iman, kita akan merasakan beban hidup tersebut dengan cara yang berbeda.
Dalam Yesus, beban hidup kita yang berat akan tergantikan dengan beban yang ringan. Perhatikan dua kata kontras tersebut: beban berat dan beban ringan. Beban masih ada, tetapi menjadi ringan karena respons yang tepat yang diberikan dalam iman kita kepada Kristus.
Kristus memberi kelegaan atas beban berat kehidupan kita. Beban kehidupan itu menjadi ringan. Bahkan beban yang kita miliki itu, bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk selalu bertumbuh dalam iman. Amin.
Renungan oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.