Keluargaku Dipulihkan Tuhan (Mazmur 34: 1-11)

Renungan Minggu, 24 Oktober 2021

KELUARGAKU DIPULIHKAN TUHAN (Mazmur 34: 1-11)

“Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.”
(Mazmur 34: 7)

 

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

 

Keluargaku Dipulihkan TUHAN

“Salam sehat, salam dipulihkan dan memulihkan.”

Sesungguhnya janji pemulihan Tuhan sudah berlaku sejak konteks Perjanjian Lama, salah satunya di konteks pemazmur kali ini.
Allah telah menugaskan para malaikatnya untuk melindungi, menyelamatkan dan memulihkan orang-orang kudus-Nya dari cedera jasmaniah dan rohani.

1.Keluarga Dipulihkan
Janji campur tangan ilahi ini diperuntukkan hanya untuk keluarga yang sungguh-sungguh takut akan Allah.
Sebuah pemulihan dan kelepasan ajaib dari kesulitan besar.
Kesaksiannya memberikan semangat kepada semua orang percaya yang tertindas untuk percaya bahwa mereka juga dapat mengalami kebaikan Tuhan.

Tepat dan semakin jelas seperti bunyi Nats di Minggu ini, yakni ayat 7, pemazmur menyatakan: “Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.”
Orang yang tertindas ini berseru, satu orang, yang hina dan tidak ada apa-apanya, yang tidak dipandang hormat oleh siapa pun atau diperhatikan dengan penuh kepedulian.
Sekalipun demikian, ia disambut baik di hadapan takhta anugerah sama seperti Daud atau orang-orangnya yang berharga: dan TUHAN mendengarnya, memperhatikan perkaranya dan doa-doanya, dan memulihkan -menyelamatkan dari segala kesesakannya.

Pemazmur memaparkan akibat hidup takut akan Tuhan, yaitu pemulihan dan berumur panjang untuk menikmati Kasih kebaikan-Nya. Menikmati kebaikan pemulihan Tuhan bukan berarti tidak akan mengalami masalah apa-apa.
Pemazmur dengan jelas menyebut bahwa orang benar bisa saja mengalami penderitaan.
Penderitaan apa saja yang bisa dialami orang benar?
Penderitaan fisik maupun penderitaan batin, jasmani dan bahkan rohani karena mengalami banyak hal yang tidak baik, khususnya menjalani pandemi yang masih berat di dunia saat ini.

Kalau begitu, kebaikan Tuhan seperti apa yang bisa dirasakan tiap keluarga kita di tengah penderitaan pandemi?
Pertama, mengalami pertolongan Tuhan tepat pada waktu-Nya sehingga penderitaan yang dialami tidak sampai menghancurkan atau membinasakan keluarga-keluarga Tuhan.
Kedua, setiap anggota keluarga mengalami pemulihan dan keluarga-keluarga yang percaya beriman kuat dapat melihat dan merasakan nyata Kasih serta Kuasa Tuhan ditegakkan.

2.Keluarga Memulihkan
Di tengah pandemi yang masih “melandai” (belum selesai loh) sekarang ini, mari menjadi keluarga dan anggota keluarga yang bersedia memulihkan keluarga lain dan orang lain.
Dengan kekuatan Kasih Allah saja.
Pemazmur mengajak kita bergabung bersamanya dalam tekad untuk mencari Allah dan melayani-Nya, dan tetap hidup dalam takut akan Dia (coba baca dan maknai ulang ayat 9): “Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus.”

Ketika kita mengecap dan melihat bahwa Dia baik, kita tidak boleh lupa bahwa Dia juga agung dan harus sangat ditakuti.
Bahkan, kebaikan-Nya merupakan hal yang pantas kita hormati dan kagumi seperti yang harus dilakukan seorang anak kepada bapanya. Dan segala kebaikan pemulihan Tuhan Allah itu sepatutnya dibagi, disalurkan dan disebarkan.
Tidak dipegang, disimpan dan dinikmati sendiri.

Mari takutlah akan Tuhan, yakni, sembahlah Dia, wartakan kasih kita terhadap-Nya dalam berbagai hal kepada sesama manusia di kehidupan keluarga kita tiap hari.
Mari takutlah akan Dia lalu mari mengajak orang lain dan keluarga lain untuk mencari-Nya lewat keteladanan, bukan sekadar bicara saja.
Lewat tingkah laku peduli berbagi, bukan cuma “omdo” (omong doang). Ayat 10 menegaskan demikian, “Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!”

Mari di tantangan pandemi sekarang ini, tiap keluarga kita mulai lebih sering mendoakan bumi untuk dipulihkan-disembuhkan dari pandemi.
Mari lebih banyak mendoakan dan berbuat dari hal-hal sederhana untuk pemulihan Indonesia.
Satu lagi hal mendasar selain mendoakan, mari mulai semakin mengampuni anggota keluargamu dan banyak orang lain.
Pengampunan atas orang yang telah menyakiti hatimu.
Dan milikilah kerendahan hati mau minta ampun, minta maaf ketika saudara telah menyakiti sesamamu dan keluargamu. Namun Pengampunan atas orang yang telah menyakiti hatimu.
Pemulihan akan semakin berlaku, jika ada doa dan pengampunan.

Serahkanlah dirimu kepada-Nya dan dapatkanlah bagian keluargamu di dalam Dia. Untuk meneladankan dan memengaruhi mendorong semakin banyak orang lain dan keluarga lain agar takut kepada-Nya dan mencari-Nya, sehingga seperti yang dijanjikan di sini bahwa orang-orang yang melakukannya, bahkan dalam dunia yang serba kekurangan ini, tidak akan berkekurangan (Dalam bahasa Ibrani: Mereka tidak akan kekurangan segala sesuatu yang baik).
Setiap keluarga kita akan mempunyai segala hal yang baik sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk mengeluh kekurangan suatu apa pun.
Dalam hubungannya dengan perkara-perkara di dunia lain, keluarga-keluarga Tuhan akan mendapatkan anugerah yang cukup untuk menyokong kehidupan jasmani dan bahkan kehidupan rohani ke dalam keluarga kita sendiri, namun khususnya peduli berbagi mendukung pemulihan dari Tuhan berlaku atas banyak keluarga lain dan banyak orang lainnya.
Pemulihan demi pemulihan Cinta Kasih Tuhan Allah kian nyata bagi keluarga kita, keluarga umat Gereja, keluarga bangsa Indonesia, dan keluarga penghuni bumi.

“Salam sehat, salam dipulihkan dan memulihkan.”

Amin.

Media: GKJ-N/No.43/10/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share