MEMAKNAI HIDUP SEBAGAI KELUARGA YANG DIPILIH TUHAN (MATIUS 22: 1-14)

“Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” (Matius 22: 14)

Memaknai Hidup sebagai Keluarga yang Dipilih TUHAN

Anda dan saya mendapat undangan menghadiri pesta dari Tuhan. Kita dipilih. Sebagai refleksi perumpamaan dari perikop kita kali ini: bahkan keluarga Anda dan keluarga saya, kita semua sudah dipilih Tuhan untuk menerima dan hidup dalam Keselamatan-Nya.

Namun respons bodoh dan jahat seperti yang dilukiskan dalam perumpamaan ini bisa juga merupakan sikap dan tindakan kita. Menjadi Kristen bukan sekadar mengaku atau menerima tradisi Kekristenan. Menjadi Kristen berarti menyambut undangan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan urapan Roh Kudus secara sangat pribadi. Selain kekurang-pekaan kita, kesibukan sehari-hari, bahkan merasa diri sudah cukup baik pun bisa menjadi alasan untuk mengabaikan tuntutan mutlak “undangan”/pilihan Tuhan atas hidup kita.

Ketidaksiapan kita memaknai pilihan Tuhan tersebut digambarkan dengan “pakaian pesta” melambangkan kesiapan, memakai pakaian untuk pesta. Masih banyak orang yang mengaku anggota Kerajaan Sorga di atas muka bumi ini, namun tidak memakai pakaian pesta, tidak siap, sehingga mereka tidak termasuk golongan orang yang terpilih (baca maknai ulang ayat 14).

Mari menjadi keluarga (anggota-anggota keluarga) Pesta-Nya. Mari memiliki iman yang benar pada Kristus dan ketaatan yang terus-menerus yang dimungkinkan oleh kasih karunia Kristus. Sang tuan (pengundang pesta) memilih orang yang tidak berpakaian pesta, agar membuat kita sekalian mawas diri dan bertanya, “Tuhan, sayakah orang itu ?” dan keselamatan ditujukan kepada banyak orang. Akan tetapi, sedikit orang yang terpilih untuk mewarisi Kerajaan Surga, yaitu anggota-anggota keluarga yang menanggapi panggilan dan pilihan Tuhan.
Mari bersedia bertobat dari kebiasaan buruk dan dosa. Mari kini kita dan keluarga kita semakin percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Menanggapi kasih karunia Allah dengan bimbingan Toh Kudus menjalankan kehendak bebas kita, yang menjadikan kita umat pilihan Allah.

Bersyukurlah, karen Tuhan Allah mengundang kita, memilih keluarga kita. Undangan ini disampaikan kepada semua orang yang mau dan bisa mendengar berita sukacita Injil itu. Para hamba yang membawa undangan tersebut tidak mencantumkan nama-nama yang diundang di atas secarik kertas, karena tidak ada persyaratan untuk itu, siapa saja tanpa kecuali diundang, yang tidak diundang adalah mereka yang tidak mau menerima undangan itu sendiri. Mereka yang dipilih (diundang) ke perjamuan juga diundang ke perkawinan, sebab semua yang mengambil bagian dalam hak-hak istimewa Injil harus menyampaikan rasa hormat yang layak bagi kehadiran Tuhan Yesus Kristus. Mari bersiap dengan memakai pakaian pesta, layaknya sahabat-sahabat setia dan hamba-hamba yang rendah hati dari Sang Mempelai Laki-laki. Mereka diundang ke perkawinan, agar mereka segera pergi menyongsong mempelai laki-laki, karena menjadi kehendak Bapa agar semua orang menghormati Anak itu.

Buka mata hati lebih lagi, kita dan keluarga kita dipilih dan diminta dengan sangat. Lihatlah, hitung berkat-berkat Tuhan dan maknai-syukuri betapa hati Kristus tertuju kepada kebahagiaan anggota-anggota tiap keluarga kita, jiwa-jiwa yang malang! Jangan menjadi keluarga-keluarga manusia duniawi yang tidak dapat memahami pilihan dan undangan Kasih Tuhan, mari datang menginginkan apa pun yang berasal dari Roh Allah. Sesungguhnya Tuhan Yesus Kristus mendesak kita untuk menerima panggilan itu dengan bujukan yang sangat kuat, tiap keluarga kita sudah dipilih, bersediakah ditarik dengan tali kesetiaan dan ikatan kasih.

Mari meneruskan perjalanan Masa Penghayatan Hidup Berkeluarga kita dengan kesadaran bahwa hidangan telah tersedia, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia. Bapa telah siap menerima kita, Anak telah siap menjadi Pengantara bagi kita, Roh Kudus siap menyucikan kita, pengampunan tersedia, kedamaian tersedia, penghiburan sudah tersedia, janji-janji telah siap seperti sumur-sumur air hidup yang siap memberi, bahkan semua ciptaan Tuhan telah siap bersahabat dengan kita, kebijaksanaan ilahi siap bekerja untuk kebaikan kita lewat kebaikan yang kita bagikan dalam keluarga dan bagi sesama manusia dan keluarga-keluarga lainnya, dan akhirnya, Surga juga siap menerima kita.

Selamat bergumul, berjuang dan bergembira selalu bersyukur menjadi keluarga yang telah dipilih Tuhan.

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/10/2023

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share