Mencari Sesama yang Hilang dan Terserak (Yeremia 23: 1-6)
“Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!” — demikianlah firman TUHAN.” (Yeremia 23: 1)
Allah yang kita sembah, bukanlah Allah yang melupakan dan meninggalkan kita. Allah yang kita sembah adalah Allah yang selau mencari dan mengumpulkan kita. Di ayat 3 menegaskan hal itu bahwa Ia sendiri akan “mengumpulkan sisa-sisa … dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka” serta mengangkat gembala-gembala yang menggembalakan mereka dengan sepantasnya. Konteks bacaan kita kali ini adalah ketika negara Yehuda menghadapi kehancuran.
Kata “para gembala” di Yehuda yang dimaksudkan adalah para raja, imam, dan nabi harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini (baca lagi dan maknai ayat 1-2). Mereka tidak hanya membiarkan kambing dombanya tersesat, tetapi menggiring mereka untuk menjalani hidup yang sesat dan tercela di hadapan Allah. Allah tidak dapat lagi memercayai para pemimpin yang tidak bertanggung jawab (ayat 3-4).
Allah lalu mengambil alih peran para “gembala” itu, Ia sendiri yang akan turun tangan untuk mengumpulkan “kambing domba” yakni umat-Nya yang sudah tercerai-berai dan memimpin mereka kembali ke padang. Kemudian Allah juga akan mengangkat pemimpin (-pemimpin) yang baru demi pembaharuan hidup kambing domba-Nya. Secara historis dan reflektif jika ditarik lebih jauh, Allah sendiri mengutus Anak-Nya, dalam kemanusiaannya lahir dari keturunan Daud. Mesias itu adalah Yesus Kristus, Tuhan & Juruselamat kita.
Lalu bagaimana dengan kita sekarang di zaman now? Jika di ayat 5 tadi, Allah dalam Tuhan Yesus Kristus telah menjadi Gembala di atas segala “para gembala.” Ditambah sosok Nabi Yeremia yang adalah seorang berperasaan halus, sangat cinta kepada bangsanya, namun sekaligus, firman TUHAN adalah seperti api dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya agar tidak hancur, hilang dan terserak. Mari, kitapun jadi berani dan lebih berani untuk mencari sesama yang hilang dan terserak. Minimal lebih berani mencegah terjadinya keterhilangan dan keterserakan secara jasmani maupun rohani.
Di bagian akhir durasi November 2019 ini, mari ajak anggota keluarga (dimulai dari mengajak diri sendiri terlebih dulu) untuk semakin dekat dengan Tuhan Allah. Mencari dan mengajak rekan-rekan jemaat yang belakangan ini tidak pernah “nongol” untuk bersama-sama datang ke gereja dalam ibadah serta berbagai kegiatan persekutuan umat gereja kita. Juga “merangkul hati” saudara, tetangga dan teman dengan tingkah laku penuh cinta seperti Nabi Yeremia. Bahkan berjuang merengkuh lebih banyak orang di proses studi, pekerjaan, bisnis, usaha dan “orang-orang kecil” di kehidupan sehari-hari yang sedang sedih, galau, menangis, lapar-haus dan bahkan berdukacita, dengan nyata melayani mereka, seperti yang Sang Gembala -Tuhan Yesus Kristus- ajar dan teladankan, dari hal-hal yang sederhana dan biasa, namun mengandung Kasih yang luar biasa.
Selamat memasuki Bulan Diakonia GKJ Nehemia 2019, selamat mencari sesama yang hilang dan terserak. Amin.
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th