MENDEKAT DAN MENDENGARKAN FIRMAN TUHAN (YOSUA 3: 7-17)

“Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel: ”Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.” (Yosua 3: 9)

Mendekat dan Mendengarkan Firman TUHAN

Peristiwa Sungai Yordan terbelah di konteks bacaan Firman kali ini, pasti mengingatkan sebagian umat Israel saat itu (juga kita di zaman now) akan karya Tuhan Allah di masa sebelumnya, saat membelah Laut Teberau (baca dan bandingkan Keluaran 14). Sesuai dengan janji-Nya kepada Yosua dan umat Israel, saat mereka melangkah dengan iman menapak masuk Tanah Perjanjian, Ia bertindak secara ajaib dan mereka pun memasuki tanah Kanaan.

1. Mendekat Kepada Tuhan
Mari mendekat secara iman, semakin percaya kepada Tuhan Allah. Tindakan iman bangsa Israel di konteks ini bukan tanpa dasar. Allah sendiri memberi perintah sehingga walaupun sepertinya isi perintah itu tidak masuk di akal manusia, orang percaya harus berani merespons dengan taat.

Tindakan iman tersebut menunjukkan juga kepekaan mereka akan perubahan kepemimpinan Tuhan dari petunjuk jelas lewat tiang awan dan tiang api menjadi bersandar firman-Nya dengan mengikuti pergerakan tabut perjanjian. Pada saat yang sama, jarak yang dijaga antara pasukan Israel dengan tabut itu menunjukkan sikap hormat terhadap Tuhan yang dipelihara.

Masihkah Tuhan Allah bertindak menggenapkan rencana-Nya dengan cara yang luar biasa tersebut? Jawabnya, ya. Akan tetapi, pada saat yang sama kita mengetahui bahwa Allah juga bertindak lewat cara-cara berbeda, lewat usaha keras dan pikiran rasional hamba-hamba-Nya. Bolehkah kita mengklaim mukjizat Allah untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup kita? Tentu saja boleh. Namun, terlebih dahulu mari mendekat dan semakin dekat kepada Tuhan.
Kita harus selalu menguji apakah dorongan permohonan kita akan mukjizat selaras dengan kehendak-Nya yang dinyatakan firman-Nya? Sehingga langkah-langkah iman kita tulus jernih semakin rindu mau dekat kepada-Nya, tidak harus selalu ditandai dengan mujizat atau keajaiban tertentu, melainkan bersedia lebih mendegarkan dengan hati, pemahaman rasional dan penghayatan penuh setiap firman Tuhan.

2. Mendengarkan Firman
Yosua bersama para Islam dan seluruh umat mendengarkan perintah Tuhan. Begitu para imam mencelupkan kakinya dalam air di tepi sungai itu, segera aliran Sungai Yordan berhenti dengan tiba-tiba, seakan-akan sebuah pintu air menutup menjadi bendungan (baca dan bayangkan peristiwanya di ayat 15-16). Segera saja air yang dari hulu melonjak tinggi dan berbalik ke belakang, namun sepertinya tidak meluber melainkan membeku.

Naiknya air sungai yang tiba-tiba itu terlihat dengan takjub oleh orang-orang yang hidup di sebelah atasnya bermil-mil jauhnya, dan kenangan akan peristiwa itu tinggal tetap di antara mereka lama sesudahnya: Air di sisi lain dari bendungan yang tak kasat mata ini tentu saja tetap mengalir, tetapi meninggalkan dasar sungai menuju hilir sampai kering sungainya. Ketika orang Israel menyeberangi Laut Merah, air menjadi sebuah tembok di sisi kiri dan kanan, tetapi di sini hanya di sisi kanan saja.

Perhatikanlah, Tuhan Allah alam semesta sanggup, bila Tuhan berkenan, khususnya juga bila kita setia mendekat dan mendengarkan-Nya. Perhatikan juga bukan sekadar mendengar, tetapi mendengarkan! Berarti bersiap dan bersedia melakukan apa yang diperintahkan-difirmankan oleh Tuhan dengan hati, rasional dan seluruh pancaindera serta hidup kehidupan kita memberlakukan nyata. Mengasihi Tuhan dengan wujud semakin mengasihi sesama manusia.
Karena itu, mari kita semua lebih mendekat kepada Tuhan, semakin memberlakukan Sabda Firman Tuhan sebagai wujud mendengarkan Tuhan. Seperti ketika tiba waktunya bagi Israel untuk masuk ke dalam tanah perjanjian, maka semua kesulitan akan diatasi-Nya. Lihat dan bersyukurlah bahwa “sungai-sungai pergumulan dan tantangan kehidupan” dibuat Tuhan menjadi kering, kiri dan lainnya menjadi sebak (genangan air) yang cukup tinggi, agar orang-orang yang dibebaskan karena mau taat setia mendengarkan TUHAN, akan berjalan terus lalu masuk ke Tanah Perjanjian dengan bersorak-sorai. Pada waktu kita telah menyelesaikan perjalanan kita melalui padang gurun pergumulan dan perjuangan tiap pribadi serta keluarga, kota, bangsa negara – Khususnya kita di Indonesia dengan masa-masa politik untuk pemilu- . Tuhan pasti menyelamatkan kita melewati hambatan serta berbagai kerawanan “sungai Yordan” di antara kita dan Kanaan surgawi.

Sama seperti ketika membuat sebuah langkah yang berani dengan menginjakkan kaki pertama mereka ke dalam air sungai Yordan, demikian pula sekarang dengan berani mereka tahan berdiri berlama-lama di sungai Yordan. Namun mereka tahu bahwa mereka membawa serta perlindungan bersama mereka.
Perhatikanlah, para hamba Tuhan dan umat Tuhan yang setia mendekat dan mendengarkan Firman Tuhan, di masa-masa bahaya menjadi teladan keberanian dan keyakinan dalam hal kebaikan Allah Bapa, dalam Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus, yang adalah Satu. Benar-benar diselamatkan melewati sungai yang terbelah ini, ada solusi nyata, karena percaya penuh akan kehadiran Kasih Tuhan Allah yang ada di antara mereka dan bahaya yang hebat itu, di antara mereka dan air yang bergelora, kita semua diselamatkan.
Selamat memasuki Bulan November dari Tuhan untuk semakin mendekat, mendengarkan, dan melakukan: peduli berbagi Kasih Firman Tuhan kepada lebih banyak orang lain.

Amin.

Media: GKJ-N/No.01/11/2023

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.