Menjadi Warga Negara Yang Berhikmat (1 Raja-raja 3: 4-15)

Renungan Minggu, 15 Agustus 2021
Bulan Budaya dan Kebangsaan

MENJADI WARGA NEGARA YANG BERHIKMAT (1 Raja-raja 3: 4-15)

“maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.”
(1 Raja-raja 3: 12)

 

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

 

Menjadi Warga Negara Yang Berhikmat

Sebentar lagi negara kita – Indonesia, memasuki usia 76 tahun. Masih akan adakah pekik “Merdeka” dari warga negara yang nyaring dan setulus hati? Memperingati Kemerdekaan di tengah pandemi Indonesia.
Masihkah “Merah Putih” masih terus berkibar walau virus covid-19 sudah bermutasi dengan varian baru Alpha, betha, delta dan seterusnya?

Dan apalagi masihkah sebagai umat jemaat Tuhan masih terus setia dalam iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan, di tantangan masa pandemi yang masih berat? Di teks 2 Raja-Raja ditulis dan ditekankan pentingnya kesetiaan warga (saat itu kerajaan) yang berasal dari Hikmat Tuhan.

Ditekankan bahwa perpecahan kerajaan serta keruntuhan Israel dan Yehuda adalah akibat langsung yang tidak dapat dielakkan dari penyembahan berhala dan ketidakbenaran para raja dan bangsa itu secara keseluruhan; mengingat itu penulis mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan setiap raja sesuai dengan kesetiaan atau ketidaksetiaannya terhadap Allah dan perjanjian dengan Allah.

Apa pun juga keberhasilan politik atau ekonomi yang telah dicapai seorang raja, ia dinyatakan gagal apabila ia tidak mendukung perjanjian itu. Pemahaman yang bersifat nubuat ini disajikan agar semua orang buangan untuk selamanya akan meninggalkan penyembahan berhala, berbalik kepada Allah, dan menaati perintah-perintah-Nya hingga angkatan-angkatan selanjutnya.
Seperti bunyi penegasan Nats untuk kita di Minggu ini: “maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau.”

Mari semakin menjadi warga negara yang berhikmat. Khususnya dalam masa pandemi yang berat sekarang ini. Terkhusus dalam taat dan setia mengikuti aturan pemerintah tentang protokol kesehatan dan berbagai implikasinya.

Dalam situasi yang bahkan dilematis, misalnya seperti menerima vaksin atau tidak, penting untuk kita semu menghormati kekuasaan politik dan menegakkan kekuasaan Allah.
Firman Tuhan Allah di 1 Raja-raja kali ini mengajak agar kita tidak mempertentangkan kekuasaan duniawi dan Kerajaan Allah.

Kita akan menyembah berhala karena terikat terlalu kuat pada kekuasaan dunia. Sebaliknya, menahan apa yang menjadi milik Allah sama saja dengan menaklukkan diri pada kekuasaan dan menjauhkan diri dari Allah.
Dalam korelasi kuat antara konteks sebagai Raja serta segenap warga kerajaan dan dengan kita sebagai warga negara Indonesia, maka kesetiaan kita kepada negara tidak boleh luntur. Dalam rangka kesetiaan kita yang tertinggi, yakni kepada Tuhan saja.

Oleh karena itu dibutuhkan hikmat. Sekali lagi: Hikmat. Hikmat dari Tuhan yang telah mengadakan kita dan semesta kehidupan. Di dalamnya ada Indonesia Raya, negara kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hikmat dari Allah sangat kita butuhkan untuk menyingkirkan berbagai hoaks, berbagai ajaran dan ujaran yang menyesatkan bahkan saling menyakiti, mengikis berbagai kekerasan dalam berbagai bentuknya.

Sehingga sebagai rakyat atau warga negara Indonesia, satu dengan yang lain kita bisa lebih saling terbuka dan menerima perbedaan di tengah “Bhinneka Tunggal Ika” kita.
Mendukung berbagai yang baik yang dicanangkan oleh pemerintah. Lalu sebagai sesama warga negara kita saling menghormati, dan bersama-sama membangun semangat untuk membangun negeri tercinta. Kita wajib membangun negara, menunaikan seluruh tugas dan tanggung jawab kita.
Sebaliknya, kita diminta untuk tidak melekatkan diri pada kekuasaan dunia.
Ya, mari menjadi warga gereja GKJ Nehemia, sekaligus kita semua bagian dari dan atau sebagai warga Negara Indonesia, yang berhikmat.

Selamat menyongsong sebentar lagi Hari Ulang Tahun ke-76 Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Amin.

Media: GKJ-N/No.33/08/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.