Perjumpaan yang Membuka Hati pada Panggilan TUHAN (Kisah Para Rasul 16: 9-15)
“Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.” (Kisah Para Rasul 16: 14)
Para rasul taat ketika Roh Kudus memberikan penglihatan baru, khususnya melalui Rasul Paulus. Tuhan melarang mereka masuk ke Asia, sebaliknya mengarahkan mereka melihat ke daratan Eropa (mohon baca mulai ayat 6-9). Kem
udian di ayat 10 dikatakan, “Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.” Pada konteks bacaan kita kali ini, Kabar Keselamatan lebih dahulu diperjumpakan para rasul kepada orang-orang di Filipi, Ibu Kota dari Makedonia.
Ini dibuktikan dengan lahirnya gereja di Filipi. Di Nats kita Minggu ini (ayat 14), diceritakan perjumpaaan para rasul dengan orang-orang di sekitar tempat sembahyang Yahudi (ayat 13) khususnya dengan para perempuan yang sedang duduk di situ. Salah satunya bernama Lidia, seorang pengusaha perempuan yang mempunyai tingkatan sosial-ekonomi tinggi dan mempunyai kebutuhan intelektual, Tuhan membuka hati pikirannya, ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Kemungkinan Lidia adalah orang pertama yang percaya kepada Kristus di Filipi, Lidia dibaptis (ditambah) bersama-sama dengan seisi rumahnya.
Mari membuka hati (dan pikiran) pada panggilan Tuhan. Jangan keraskan hatimu, buang kesombongan, dengarkan dan perhatikan apa yang dikatakan pelayan-pelayan Tuhan kepadamu. Mari menjadi “Lidia-Lidia jaman now” yang bersedia mendengar serta mau benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan Paulus. Hati Lidia tidak hanya tersentuh, tetapi juga terbuka. Hati yang keras, belum bertobat dan atau sedang jauh dari Tuhan Yesus Kristus berada dalam keadaan tertutup, dan dikeraskan melawan Kristus, seperti kota Yerikho menutup diri terhadap Yosua (maknai Yosua 6:1). Ketika Kristus sedang berurusan dengan hati tersebut, Ia mengetuk pintu hati dan pikiran yang tertutup bagi-Nya itu (baca dan refleksikan Wahyu 3:20) Ketika akhirnya hati dan pikirannya mau berjumpa dengan Terang Kristus, hatinya terbuka sehingga Raja Kemuliaan itu masuk. Pikirannya terbuka untuk menerima terang ilahi, kehendaknya terbuka untuk menerima ajaran ilahi, dan perasaannya terbuka untuk menerima kasih ilahi. Lidia terbuka dan bersikap ramah terhadap para pelayan yang dipakai Tuhan, kepada rasul-rasul itu. Mengundang mereka, “ ‘Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.’ Ia mendesak sampai kami menerimanya.” (ayat 15). Doa saya untuk semua ibu, bapak dan saudara-saudari: Tuhan membuka hati dan pikiran Anda semua. Selamat mengalami perjumpaan-perjumpaan yang membuka hati pada panggilan Tuhan di setiap Ibadah Minggu dan di setiap hari. Amin.
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th