Pribadi yang Menuntun pada Kebenaran Tuhan (Daniel 12: 1-3)
“Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya“. (Daniel 12: 3)
Apa yang menjadi nilai-nilai utama kita dalam menjalani hidup ini? Apakah kebenaran masih menjadi salah satu nilai utama yang kita pegang? Di dunia ketika kebohongan menyeruak di segala aspek hidup, seperti hoaks di dunia maya, akankah kita ikut berpihak pada kebohongan dan mengabaikan kebenaran untuk menggapai tujuan dan kepentingan pribadi kita? Ataukah kita tetap setia berpegang dan hidup dalam kebenaran Tuhan apapun risiko yang kita hadapi?
Daniel mendapatkan visi apokaliptik. Visi apokaliptik merupakan sejenis penglihatan yang menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa datang. Di masa datang, mana yang akan terberkati oleh Tuhan? Orang-orang yang memutarbalikkan kebenaran dan menggadaikan kebenaran demi kepentingan pribadi ataukah orang-orang yang setia pada kebenaran Tuhan apapun risiko yang dihadapinya? Kata “Kebenaran”, dalam ayat 3, memakai kata Ibrani tsadeq, yang mengandung arti kelurusan atau persesuaian. Benar berarti lurus atau sesuai dengan jalan dan kehendak Allah.
Hidup Daniel sendiri telah mewujudkan pribadi yang benar dan menuntun sesamanya pada kebenaran Tuhan. Tidak sekalipun ia meninggalkan Tuhan, walau ia berada di pembuangan Babel. Tekanan sang penguasa tidak juga membuatnya gentar, bahkan karena kebenaran yang dengan setia dipegangnya menjadikan para penguasa bersimpati kepada Daniel. Para penguasa tersebut adalah Raja Nebukadnezar, Raja Belsyazar, Raja Darius, dan Raja Koresh.
Jadi, jangan pernah mengabaikan untuk hidup dalam kebenaran Tuhan. Tuhan ada di pihak kebenaran. Tidak hanya Tuhan, bahkan sesama pada akhirnya juga bersimpati pada mereka yang berpegang pada kebenaran, bukan pada mereka yang hidup dalam kebohongan. Amin. Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th