Proaktif Menyiapkan Jalan Bagi Tuhan (Yesaya 40: 1-11)

Renungan Minggu ADVEN II – 6 Desember 2020

PROAKTIF MENYIAPKAN JALAN BAGI TUHAN (Yesaya 40: 1-11)

Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”
(Yesaya 40: 3)

Dipimpin oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th

 

Proaktif Menyiapkan Jalan Bagi Tuhan

Apakah Anda mengetahui perbedaan antara sikap reaktif dan sikap sikap proaktif?

Apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang bersikap reaktif dan proaktif ketika melihat langit mendung?

Orang yang proaktif ketika keluar rumah akan membawa payung.
Berjaga-jaga andaikata turun hujan.
Ketika hujan  turun,  ia tidak akan menyalahkan cuaca tersebut. Sedangkan orang yang reaktif, enggan membawa payung. Ketika hujan turun, ia akan menyalahkan cuaca penyebab turunnya hujan.
Jadi, inti yang membedakan antara sikap reaktif dan proaktif adalah sikap reaktif memberikan respons setelah peristiwa terjadi (setelah hujan turun), sedangkan sikap proaktif sudah memberikan respons sebelum peristiwa terjadi (sebelum hujan turun).

Dalam bacaan kita saat ini, nabi Yesaya menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah kepada umat Israel. Wahyu ini berisi berita sukacita bagi umat Israel. Umat diberitahu bahwa masa pembuangan mereka di Babel akan berakhir. Mereka akan segera pulang ke kampung halaman mereka, dari Babel ke Yerusalem.

Tentu kita bisa membayangkan kegembiraan mereka. Berita yang disampaikan oleh nabi Yesaya adalah berita keselamatan. Di pembuangan Babel, mereka menjadi bangsa yang terjajah. Di Yerusalem, mereka menjadi bangsa yang merdeka. Kini, setelah kurang lebih 70 tahun di pembuangan Babel, mereka akan pulang ke tanah air mereka.

Dalam keyakinan umat, kepulangan mereka dari Yerusalem ke Babel akan dipimpin sendiri oleh Allah. Tuhan ALLAH akan menuntun kepulangan umat seperti gembala yang menuntun kepulangan domba-dombanya.
Untuk menyambut kepulangan umat yang disertai Allah inilah, jalan harus dipersiapkan. Ketika jalan ini siap, Alah dan umat akan lewat  dan bahkan prosesi perjalanan ini akan menyatakan kemuliaan Allah dan berdampak bagi orang-orang yang melihat dan mengalaminya.

Pada dasarnya, menyiapkan jalan bagi Tuhan, berarti kita menyiapkan segenap keberadaan hidup kita agar Tuhan ALLAH dan karya penyelamatan-Nya bisa kita terima dan pada akhirnya menjadi berkat melalui hidup kita.

Di sinilah, kita juga diajak untuk proaktif, bukan sekadar reaktif, apalagi pasif.

Dalam hidup kita,  tentu saja ada peristiwa yang bisa terjadi tiba-tiba begitu saja tanpa kita bisa mengantisipasi terlebih dulu. Kita harus bersikap reaktif  karena ada peristiwa tiba-tiba yang tidak bisa kita antisipasi sebelumnya.

Namun demikian,  kita tahu juga ada banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup kita yang sudah bisa kita antisipasi sebelumnya. Dalam hal ini, bersikap proaktif lebih memampukan kita menghayati keselamatan Tuhan dengan lebih baik.

Amin.

 

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th. 

Share