ROH KUDUS MEMULIHKAN SEMUA BANGSA (KISAH PARA RASUL 10: 44-48)
“Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,”
(Kisah Para Rasul 10:45)
Roh Kudus Memulihkan Semua Bangsa
Berbagai realita kehidupan menunjukkan banyak manusia yang berperilaku seperti ‘katak dalam tempurung’. Perilaku yang menunjukkan bahwa seseorang dalam keterbatasannya tidak mampu memahami hal-hal di luar lingkungannya sendiri, sehingga membuat ia sering beranggapan bahwa di luar sana tidak ada kehidupan apalagi kebenaran yang pada akhirnya cenderung membawa dirinya untuk bersikap eksklusif atau memisahkan diri dari pihak lainnya.
Orang-orang yang bersikap eksklusif seperti ini terkadang merasa dirinya atau kelompoknya istimewa dan sering menolak pihak lain yang dianggap berbeda dengan mereka. Apakah dalam menjalani kehidupan, kita pernah menemukan atau bahkan memiliki sikap eksklusif? Kehidupan eksklusif banyak terjadi di tengah masyarakat bahkan dalam kehidupan dalam pelayanan bergereja, seperti adanya kumpulan orang yang terbentuk karena berbagai alasan dan segala kemampuan yang dimiliki, baik itu kemampuan yang dilihat dari segi ekonomi, jabatan, tingkat pendidikan dan sebagainya yang kemudian memilih untuk mengisolasi diri dari pihak lain yang dianggap tidak memiliki kemampuan yang sama.
Situasi seperti ini mengingatkan kita akan situasi yang terjadi dalam kehidupan orang Yahudi pada masa Rasul Petrus. Peraturan Yahudi tentang makanan yang najis, kewajiban untuk melaksanakan sunat, sampai pada orang non-Yahudi yang dianggap belum tahir telah membentuk cara pandang orang Yahudi, termasuk Rasul Petrus untuk memilih memisahkan diri dari orang non-Yahudi.
Namun, pandangan mereka tentang kasih Allah yang eksklusif tersebut berubah setelah Petrus diberi penglihatan yang dinyatakan halal oleh Allah (Kis 10 : 15) dan mengalami peristiwa turunnya Roh Kudus kepada semua orang yang mendengarkan Injil tentang Yesus Kristus (Kis 10 : 44). Peristiwa ini telah memulihkan cara pandang Petrus dan semua orang yang bersamanya bahwa pemulihan Roh Kudus tidak dapat dibatasi oleh kekayaan, jabatan, suku, ras, warna kulit, dan jenis kelamin, melainkan terjadi pada setiap orang yang mau mendengarkan Firman Tuhan.
Pemulihan Roh Kudus tidak hanya dialami oleh Petrus, melainkan juga dialami oleh Kornelius sebagai seorang non-Yahudi yang takut akan Tuhan dan sangat berbelas kasihan kepada orang yang berkekurangan, bahkan menaati perintah Tuhan untuk mengundang Petrus datang ke rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa Roh Kudus tercurah bagi setiap orang yang mau percaya dan taat melakukan perintah Tuhan. Tidak hanya itu, kehadiran Roh Kudus juga memampukan setiap orang untuk menjadi haus akan Firman Tuhan. Sikap Kornelius dan orang-orang yang bersamanya meminta Petrus untuk tinggal lebih lama dengan mereka (Kis 10 : 48b) telah menunjukkan bahwa mereka merindukan Petrus untuk terus menyampaikan Firman Tuhan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Peristiwa turunnya Roh Kudus dalam perjumpaan Petrus dengan Kornelius membawa kita pada suatu penghayatan bahwa pemulihan Roh Kudus tidak bersifat terbatas (eksklusif) dan kehadiran Roh Kudus mampu memulihkan setiap cara yang salah dari dalam diri kita serta membimbing setiap kita untuk haus akan Firman Tuhan dan dimampukan untuk menaati segala perintah-Nya. Seperti syair sebuah lagu rohani ”Tuhan Cinta Semua Bangsa di Dunia”, mari kita menghayati pesan tentang kasih Tuhan yang bersifat universal. Oleh karena cinta-Nya kepada manusia, kita berpegang teguh bahwa Tuhan menjangkau semua orang tanpa membedakan latar belakang yang bahkan dianggap buruk oleh manusia sekalipun.
Selamat menghayati kasih Tuhan melalui pemulihan Roh Kudus dan biarlah pemulihan itu tidak hanya berhenti pada kita, melainkan juga dirasakan oleh semua orang disekitar kita.
Amin.
Media: GKJ-N/No.01/05/2024
Oleh: Merdekawati Solannia Mansula