Renungan Minggu, 6 Juni 2021
SUKACITA (Mazmur 16: 7-11)
“Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram.”
(Mazmur 16: 9)
oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
Sukacita
Perjalanan hidup setiap kita, keluarga kita, juga kehidupan Indonesia dan bahkan kehidupan global menjalani pandemi sekarang ini.
Termasuk berbagai bencana alam, kecelakaan dan masih adanya perang.
Mungkin bisa hubung-pantulkan secara refleksi dengan Sabda Tuhan kali ini.
Ada kesukacitaan yang Tuhan berikan, ada juga kelegaan, ada solusi yang menandaskan Tuhan selalu hadir.
Di tengah kepedihan ada pemulihan bahkan pemurnian.
Di dalam kerapuhan keringkihan kita, Tuhan hadir dengan Kuasa dan Kasih yang menyelamatkan.
Sehingga segala ketakutan kesedihan bisa berganti dengan kebahagiaan sukacita.
Inilah yang memberi pemazmur keyakinan penuh, yang mengatasi rasa takut karena ancaman kematian.
Firman Tuhan melalui pemazmur ini membuat kita sadar bahwa hidup di dunia ini selalu diwarnai dukacita dan sukacita sehingga pada saat dukacita menyelimuti hidupmu maka janganlah engkau berputus-asa sebab percayalah sebentar lagi engkau akan bersukacita dalam hidupmu.
Pemazmur yakin bahwa di dalam berbagai situasi hidup, Allah ada di sebelah kanannya sebagai pelindung, pemimpin, dan penjamin. Bahkan di malam hari yang kegelapannya bisa melambangkan ketidakpastian dan maut, Allah menjadikan hati nurani pemazmur sebagai alat yang mengajari dia hal-hal penting tersebut.
Tak heran bila Daud bersukacita, seperti di ayat 9 Nats kita kali ini, “Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram;” Daud tahu dan percaya bahwa Allah akan memberikan hidup kekal.
Tidak berarti bahwa iman membuat orang menjadi cepat puas sehingga tidak ada niat dan kerja keras untuk terus memperbaiki taraf hidupnya.
Namun kepuasan ini yang memampukan orang beriman untuk mensyukuri setiap yang dimiliki dan tidak iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain.
Iman juga akan menjauhkan Kristen dari rasa kuatir dan gentar menghadapi masa depan, sebab masa depan terletak dalam genggaman tangan Tuhan dan Ia senantiasa menyertainya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa iman berhubungan erat dengan kesehatan jiwa dan fisik seseorang.
Banyak orang Kristen yang suka mengeluh dan tidak adasukacita dalam hidupnya.
Sedangkan kesukacitaan terbesaryang seringkali kita lupakan adalah kedatangan juruselamat, yaitu Tuhan Yesus Kristus untuk menebus dosa kita.
Pengorbanan-Nya di kayu salib membawa membawakesukacitaan yang luar biasa bagi kita, umat manusia.
Hidup dekat Allah menjadi sumber hidup dan kesukacitaan pemazmur. Begitu pulakah kita?
Mengaku diri sebagai pengikut Tuhan membuat sebagian orang memenuhi pikirannya dengan batasan dan larangan yang menghilangkan sukacita mengiring Tuhan.
Lalu, sampai sejauh mana kita mengenal Tuhan sampai kita mempunyai sukacita?
Seringkali kita tidak menyadari bahwa, dosa kita diampuni, kuasa dosa sudah dikalahkan, kitabisa diubah dan dijamah Tuhan.
Kita merupakan anak-anakTuhan. Kita dikasihi-Nya sehingga Tuhan datang sebagai tanda bukti kasihNya yang terbesar.
Roh Allah / Roh Kudus diberikan bagi kita. Saat kita percaya Yesus Kristus, Roh Kudus tinggaldalam diri kita. Semuanya merupakan anugerah dari Tuhan.
Apakah kita sebagai anak-anak Tuhan menyadari bahwapengampunan akan dosa-dosa kita merupakan kesukacitaan yang luar biasa?
Apakah kita menyadari bahwa menjadi anak-anak Nya juga merupakan suatu kesukacitaan?
Menyedihkanmelihat banyak orang Kristen yang terfokus pada sukacitaduniawi.
Mereka menganggap sukacita bila memiliki uangyang banyak, status/jabatan di dunia, atau apa yang orang lain miliki tetapi tidak kita miliki.
Oleh sebab itu, kita sebagai orang Kristen harusmenyadari bahwa apa yang kita miliki saat ini merupakankesukacitaan.
Menjadi anak-Nya dan ditebus oleh-Nya merupakan “The Greatest Joy”. Semuanya itu tidak ada yang kita bisa beli.
Semuanya hanya anugerah dari Tuhan semata, yang diberikan secara cuma-cuma. “Joy is not a requirement, but the result when we have Jesus”.
Selamat memasuki Bulan Juni 2021 ibu, bapak, saudara dan saudari umat jemaat yang kekasih.
Selamat menerima dan menikmati sukacita yang bukan sekadar ala dunia, namun sukacita bahkan kesukacitaan yang sejati yang dalam hati dan pikiran, yang dari Tuhan.
Amin.
Media: GKJ-N/No.23/06/2021
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.