Tetap Percaya Pada Yesus (Yohanes 11: 33-44)
Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” (Yohanes 11: 40)
Ketika ada seseorang yang tidak kita kenal datang kepada kita, dan mau meminjam uang, dan ia berjanji satu bulan lagi akan mengembalikan uang kita, apa respons kita?
Apakah kita percaya pada orang itu? Saya yakin, tidak mudah bagi kita untuk percaya pada orang tersebut.
Beda, kalau yang datang kepada kita, orang yang sangat kita kenal atau bahkan dekat dengan kita. Kita lebih mudah percaya padanya. Kadar kepercayaan kita pada seseorang akan menentukan respons kita pada orang tersebut.
Ketika Yesus akhirnya datang ke Betania, tempat tinggal Maria, Marta dan Lazarus, Lazarus telah mati dan sudah empat hari dibaringkan di dalam kubur. Apa respons Marta dan Maria?
Dengan nada yang sama, mereka mengungkapkan perasaannya,”Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak akan mati.” (ayat 21, 32). Apakah Marta dan Maria kecewa pada Yesus karena Yesus terlambat datang? Bukan, ini bukan nada kekecewaan Marta dan Maria terhadap Yesus yang terlambat datang. Ini justru menunjukkan kadar kepercayaan yang tebal terhadap Yesus.
Jika Yesus ada di rumah mereka saat Lazarus sakit, Lazarus pasti akan sembuh. Itulah sebabnya, Marta tetap dapat berucap di hadapan Yesus,”Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah.” (ayat 27). Kalau Marta kecewa pada Yesus, mulutnya tak akan sanggup mengucapkan pengakuan semacam itu.
Jadi sampai di sini, kita mengetahui kadar kepercayaan Marta dan Maria tetap besar kepada Yesus dan bahkan tidak berubah dalam suasana dukacita yang mereka alami. Mereka adalah orang-orang yang tetap percaya pada Yesus apapun peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka, peristiwa baik maupun peristiwa buruk.
Dukacita bahkan tidak membuat kadar percaya kepada Yesus menjadi berkurang. Relasi mereka yang mendalam dengan Yesus, bahkan tidak membuat mereka memaksa Yesus melakukan hal-hal yang tidak lazim agar mereka bisa terbebas dari dukacita yang mereka alami.
Dalam kisah ini, terlihat Marta dan Maria tidak meminta dan menuntut Yesus membangkitkan Lazarus yang mati. Yesus membangkitkan Lazarus, atas kehendak-Nya, bukan karena permintaan Marta dan Maria.
Pesan kisah Yesus membangkitkan Lazarus sangat jelas: Allah sendiri menolong umat-Nya dengan kasih-Nya. Yesus terlibat dalam pergumulan dan krisis yang dihadapi oleh umat-Nya. Yesus berempati dengan penderitaan, dukacita, kekhawatiran, dan ketakutan umat-Nya.
Jadi, jangan biarkan pengalaman penderitaan, dukacita, kekhawatiran, dan ketakutan yang kita alami membuat kadar percaya kita berkurang kepada Yesus. Amin.
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.