Tetap Taat pada Rencana dan Kehendak YESUS (Markus 8: 31-38)

Renungan Minggu – 28 Februari 2021

TETAP TAAT PADA RENCANA DAN KEHENDAK YESUS (Markus 8: 31-38)

Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
(Markus 8: 33)

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th

Tetap Taat pada Rencana dan Kehendak YESUS

Waktu saya siapkan-menyusun renungan ini, saat banjir kembali melanda banyak daerah, termasuk daerah Jakarta dan sekitarnya.

Waktu saya siapkan-menyusun renungan ini, hujan yang seperti Air dari tangki-tangki besar milik Tuhan di tumpahkan byurrrr begitu saja dan sepertinya tiada putus, terus menerus…

Sudah Covid-19, pandemi masih berlangsung, di konteks Indonesia khsusnya datang menerpa banjir, tanah longsor, kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, hingga kecelakaan pesawat terbang..

Apakah berarti Tuhan jahat kepada kita, atau minimal sudah lupa kepada kita?
Tidak ibu, bapak dan saudara-saudari,
Tuhan sungguh amat baik, Dia setia mencintai setiap pribadi Anda, dan akan selalu mengasihi menyayangi setiap keluarga kita.
Tuhan tidak pernah membelakangi kita, apalagi sampai lupa dan jahat.
Tidak pernah dan tidak akan pernah. Sebab hakikat Allah adalah KASIH.

Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan urapan Roh Kudus sedang dan akan selalu mengajar anda, saya dan kita semua untuk ada di Rencana dan kehendak-Nya.
Semua pelajaran dijalani dengan cara: siap menanggung penderitaan.

Kristus menjelaskan Rencana dan Kehendak-Nya bahwa bukannya dimahkotai, malahan ia harus dibunuh, Ia harus disalibkan, dan setelah tiga hari Ia harus bangkit dan kembali ke Sorga, dan tidak tinggal di dunia ini lagi. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang (ay. 32), parrēsia. Ia mengatakannya secara terbuka dan jelas, dan tidak membungkusnya dalam ungkapan yang dapat disalahpahami.

Tanpa disadari, Petrus telah menggoda Yesus dengan cara yang sama yang kuasa jahat/iblis/setan lakukan di padang belantara (bandingkan dan maknai ulang Markus 1:12-13 dan Matius 4:1-11). Petrus menentang apa yang dikatakan Yesus, Ia menarik Yesus, dan mulai menegur Dia.
Di sini Petrus memperlihatkan kasih lebih dari kebijaksanaan, untuk melindungi Kristus dan keselamatan-Nya, tetapi tanpa pengetahuan yang benar. Namun sekali lagi itu semua dilakukan Petrus tanpa iman dan pengetahuan yang benar. Sebab Petrus jelas saat itu tidak/belum menyadari bahwa: penderitaan Yesus, dan bahkan kematian Yesus, adalah rencana Allah.

Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Markus 8:33).
Menyangkal diri dan memikul salib menunjukkan panggilan untuk mengarahkan hidup dari diri kepada Allah.
Yang penting adalah kehendak Allah. Bahkan, jikalau harus mati sekalipun, sebagaimana digambarkan dengan perjalanan memikul salib ke tempat pemakuan, itu adalah syarat yang harus ditempuh.
Tujuan akhirnya adalah mengikut Yesus, masuk dalam hubungan pribadi dengan Dia secara utuh — “bukan Aku, melainkan Kristus”.

Apakah anggota keluarga, saudara, atau sahabat kita, atau tetangga dekat yang meninggal dunia, baik khususnya karena terpapar adalah karena kurang imannya?
Tidak!
Karena apa, karena Tuhan sedang memuliakan kita. Semua harga yang dibayar kini, akan diganti Kemuliaan.
Mari belajar olah hati dan olah pikiran tiap kita untuk selalu mampu: bersyukur dalam segala hal.
Halangan terutama kita bersyukur adalah diri kita sendiri!

Mari berjuang untuk menyangkali keinginan dan dosa Anda yang bertentangan dengan firman Allah.
Mari taat dalam iman kepada Tuhan saja dan setia memberlakukan Rencana & Kehendak Tuhan, apakah itu: MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA.
Mari semakin rendah hati..
Mari semakin berserah namun bukan menyerah.
Mari lebih sering dan banyak membahagiakan orang lain, apalagi di pandemi sekarang, pandemi selarang inilah kesempatan semakin besar untuk kita dari hal-hal sederhana untuk bisa berbagi peduli membahagiakan orang lain dan kehidupan bersama.
Salam tetap taat. 

Amin.

 

Media: GKJ-N/No. 09/02/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share