TUHAN SABAR PADAKU (2 PETRUS 3: 8-15)
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
(2 Petrus 3: 9)
Tuhan Sabar Padaku
Tuhan Allah menetapkan waktu dan rancangan-Nya, Ia tidak akan gagal menepati hari yang telah ditentukan-Nya. Orang-orang fasik berani menuduh dan mempersalahkan Allah lalai, seolah-olah Ia lambat atau bahkan telah melewatkan waktu, dan tidak jadi datang. Tetapi Sabda Tuhan melalui Rasul Petrus meyakinkan kita bahwa apa yang dianggap orang sebagai kelalaian sebenarnya merupakan kesabaran, dan itu semua untuk kita dan kebaikan kita.
Tuhan Allah memberikan lebih banyak waktu kepada umat-Nya sendiri, yang telah dipilih-Nya sebelum dunia dijadikan, yang banyak di antaranya masih belum bertobat. Dan mereka yang beroleh anugerah dan perkenanan Allah harus bertumbuh dalam pengetahuan dan kekudusan, dan dalam melatih iman dan kesabaran.
Karena itulah mari kita berlimpah-limpah dalam kesabaran melakukan perbuatan baik, berjuang dan menderita sesuai panggilan setiap kita, supaya kesabaran kita menjadi “alat dalam proses penyelamatan Tuhan Allah bagi dunia” membawa kemuliaan bagi Allah.
Sebab Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan urapan Roh Kudus tidak menghendaki seorang pun dari umat, gereja, dan orang-orang yang percaya binasa, tetapi supaya mereka, kita dan semua manusia semuanya bertobat.
Pertobatan mutlak diperlukan untuk keselamatan. Jika kita tidak bertobat, kita semua akan binasa (baca dan bandingkan Luk. 13:3&5). Tuhan Allah tidak senang dengan kematian orang-orang berdosa.
Karena hukuman bagi para pendosa merupakan siksaan terhadap makhluk-Nya, terlebih umat-Nya. Dan meskipun maksud utama Allah dalam bersabar adalah demi memberi kesempatan dan kebahagiaan bagi orang-orang yang dari mulanya telah Dia pilih untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan mereka, namun kebaikan dan kesabaran-Nya pada hakikatnya mengundang dan memanggil orang-orang untuk bertobat. Jika kita manusia tetap tidak mau bertobat setelah Allah memberikan ruang untuk bertobat, maka Ia akan memperlakukan kita dengan lebih keras lagi, walau mungkin alasan kuat lainnya mengapa Ia tidak segera datang (menurut kita), adalah karena “waktu” pun ada di tangan Kuasa-Nya.
Oleh sebab itu, janganlah menyalahgunakan kesabaran Allah, dengan membiarkan diri kita berjalan di jalan kefasikan. Jangan coba-coba terus berjalan di jalan para pendosa, atau duduk pasif dengan perasaan aman dalam keadaan tidak bertobat.
Mari menggunakan waktu kesabaran Tuhan untuk kita bertobat (baca dan maknai lagi ayat terakhir, ayat 15) dan mengisi hidup kehidupan dengan semakin nyata dan semakin banyak mengasihi Tuhan, dalam wujud semakin sabar menyenangkan sesama manusia dan banyak berbagi kebaikan di kehidupan bersama, menjadi saluran berkat-berkat Tuhan yang penuh kesabaran kepada sesama manusia dan seluruh ciptaan Tuhan. Salam semakin sabar, karena Tuhan sabar kepada tiap kita, selamat berlanjutan memasuki-menjalani Minggu Adven 2.
Amin.
Media: GKJ-N/No.02/12/2023
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.