Tuhan Sang Pembebas (Mazmur 130: 1-8)

Renungan Minggu, 8 Agustus 2021
Bulan Budaya dan Kebangsaan

TUHAN SANG PEMBEBAS (Mazmur 130: 1-8)

“Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.”
(Mazmur 130: 7)

 

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

 

Tuhan Sang Pembebas

“Pemerintah memutuskan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 diperpanjang mulai 3 Agustus hingga 9 Agustus 2021.
Hal tersebut diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dari Istana Bogor, yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/8/2021) malam.” Sumber: berita satu.com.
Ya, PPKM diperpanjang kembali oleh pemerintah, demi keselamatan dan kesehatan banyak orang, masyarakat kota, dan segenap rakyat Indonesia.

Masih banyak (minimal muncul sekali-kali) di hati kita rasa “terkurung” dan atau “terpenjara,” karena harus tetap di rumah saja.
Belum bisa karena belum diperbolehkan keluar rumah, kecuali memang harus melakukan sesuatu yang benar-benar penting dan memang harus keluar rumah.
Penyekatan masih diberlakukan di beberapa titik jalan masuk dan keluar lingkungan, serta daerah.

Ada yang banyak yang mulai bisa beradaptasi dengan segala perubahan, namun masih banyak juga yang merasa terbelenggu.
Belum lagi penderitaan dan pergumulan yang masih banyak, baik kesehatan (kesembuhan pemulihan yang terpapar Covid-19 dengan berbagai variannya, atau bukan terpapar), pergumulan pekerjaan (work from home, atau yang harus keluar rumah dan atau wirk from Office), juga perjuangan ekonomi (usaha, bisnis dan dagang), hingga kerinduan bertemu-berkumpul secara onsite dan termasuk beribadah.
Sekali lagi, banyak pikiran dan hati yang “terkurung” dan “terpenjara”, haus akan pembebasan.
Pembebasan bukan sekadar semu. Namun pembebasan sejati.
Pembebasan terus-menerus dari

Frame refleksi ini tepat ada di dan dari teks Alkitab kita Minggu ini, tentang Tuhan Allah yang selalu bersedia memberi pembebasan dari dosa-dosa, kemerdekaan dan menyelamatkan umat Tuhan yang mau datang kepada-Nya.
Mari perhatikan misalnya, bagian yang tertulis di ayat 3, demikian: jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Dipanggilnya Allah dengan sebutan Tuhan sebanyak dua kali, dalam begitu sedikit kata-kata, Yahweh dan Adonai, merupakan luapan perasaan yang amat sungguh-sungguh, dan menunjukkan perasaan yang amat takjub akan kebesaran Allah yang penuh kemuliaan pembebasan dalam Kasih-Nya.

Tuhan Allah Sang Pembebas itu ingin kita mengakui kesalahan-kesalahan kita, bahwa kita tidak dapat membenarkan diri kita sendiri di hadapan-Nya.
Kemudian kita diingatkan seraya diundang selalu untuk mengakui kuasa dan keadilan Allah. Mata-Nya dapat menyingkapkan apa yang ada dalam hati orang terbaik sekalipun.
Jika Allah berurusan dengan kita menurut keadilan yang ketat, maka binasalah kita. Jika Ia menyebutkan kesalahan-kesalahan kita, Ia akan mendapati kesalahan-kesalahan itu banyak dan besar, teramat berat dan sangat membangkitkan amarah-Nya.
Kalau sudah begitu, apa yang dapat kita lakukan untuk menolong diri kita sendiri?
Kita tidak dapat menghindar, atau menangkis, atau bertahan.
Namun segala syukur kepada Tuhan Allah.

Karena kasih setia-Nyalah kita tidak binasa oleh murka-Nya.
Itulah mengapa pemazmur dengan bangga dan mengajak: “Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Martin Luther dan John Wesley memuji mazmur ini sebagai mazmur pertobatan karena isinya sesuai dengan pesan Injil: Allah di dalam Yesus Kristus menyelamatkan dan mengampuni.
Ini juga yang diakui gereja: kedahsyatan pengampunan Allah itu terletak pada pengurbanan Kristus yang tak bersalah agar semua dosa manusia dihapuskan dan diampuni.
Karena itu jangan mencari jalan keluar dari pergumulan dosa dari siapa pun juga, selain pada Kristus yang sudah mati dan bangkit.

Begitu juga dengan pergumulan pandemi global dan termasuk khususnya di Indonesia yang masih berat sekarang ini.
Mari kita mau semakin dekat Tuhan Allah. Tidak ada suatu apa pun yang sanggup menggoyahkan dan merebut ketenangan dan kedamaian yang terjamin di dalam Tuhan – Sang Pembebas.
Mari ibu, bapak dan saudara-saudari semakin dekat menjalin hubungan yang ingin dengan Tuhan Allah, seperti hubungan yang intim dan hangat antara pemazmur dengan Allah.
Pemazmur juga mengingatkan kita bahwa pengampunan dan keselamatan sejati hanya ada di dalam Dia.
Mari kita semakin takut pada-Nya.

Menyembah dan memohon kepada Tuhan Allah Sang Pembebas yang telah, sedang dan selalu menganugerahkan kebaikan-kebaikan di tengah berbagai kesesakan “kurungan” dan berbagai “penjara” pandemi kini. Karena selalu ada kebebasan yang disediakan Sang Pembebas.
Ada keselamatan sejati.

Amin.

Media: GKJ-N/No.32/07/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.