Renungan Minggu, 30 Januari 2022
YA TUHAN, ENGKAULAH HARAPANKU
(Mazmur 71: 1-11)
“Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH”
(Mazmur 71: 5)
oleh : Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.
Ya Tuhan, Engkaulah Harapanku
Harapan selalu berhubungan dengan daya tahan.
Seberapa tahan kita berpegang pada pengharapan kita?
Ini terjadi karena pengharapan biasanya ada di masa depan, belum terjadi pada saat ini.
Pengharapan memang selalu tergambarkan dengan kondisi yang baik, bisa berbeda 180° dari kondisi sekarang yang dianggap buruk.
Itulah sebabnya daya tahan diperlukan. Daya tahan untuk menunggu atau mewujudkan pengharapan agar terjadi.
Pengharapan biasanya tidak muncul tiba-tiba. Seseorang bisa berharap karena sedikit banyak telah mengalami pemenuhan pengharapan, entah sama atau berbeda, dalam kehidupan yang dijalanimya.
Pemenuhan pengharapan yang terjadi akan menguatkan daya tahan seseorang untuk tetap berharap dalam situasi kehidupan berbeda yang dialaminya.
Itulah yang tergambar dalam Mazmur 71 ini.
Seseorang yang sudah lanjut usia, yang tetap tidak kehilangan harapan dalam krisis hidup yang dialaminya dalam usianya yang lanjut tersebut.
Dalam masa tuanya, ia merasakan perlakuan yang membahayakan dan mengancam dari orang-orang fasik, orang-orang lalim, dan kejam (ayat 4).
Para musuhnya tersebut berani mengicar nyawanya, karena mereka yakin ia tidak lagi mendapat pertolongan dan perlindungan Tuhan seperti ketika ia masih muda.
Namun demikian, sang pemazmur ini tetap punya daya tahan dalam menghadapi krisis yang dihadapinya itu karena pengalaman hidupnya membuktikan bahwa Tuhan selalu menyertainya.
Keyakinan yang teguh atas perlindungan dan penyertaan Tuhan ini, ia ekspresikan dengan menyatakan bahwa sejak ia dalam kandungan, Tuhan telah menjaga dan melindunginya (ayat 6).
Sang pemazmur sungguh meyakini, ketika masa lalu ia berada dalam lindungan Tuhan, di masa sekarang dan masa depan, Ia juga akan tetap menerima perlindungan Tuhan.
Tuhan selama ini telah menjadi “gunung batu”, “kubu pertahanan”, dan “bukit pertahanan” dalam kehidupan sang pemazmur ini.
Ia tidak kehilangan harapan akan perlindungan Tuhan dalam hidupnya.
Ia punya daya tahan untuk berpegang pada harapannya terhadap pertolongan Tuhan.
Itulah sebabnya, ia mengatakan,”Engkaulah harapanku, ya Tuhan”
Jangan pernah kita kehilangan harapan pada Tuhan.
Entah kita muda atau tua.
Perlindungan Tuhan abadi dalam hidup kita, tidak hanya saat kita muda tetapi juga tua, tidak hanya saat kita sehat tetapi juga saat kita sakit.
Yang penting, mari kita jaga daya tahan kita dalam menapaki hidup ini.
Daya tahan inilah yang akan memampukan kita berpegang teguh pada Tuhan dalam segala harapan hidup kita.
Amin.
Media: GKJ-N/No.05/01/2022
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.