YANG HILANG: DICARI DAN DISELAMATKAN-NYA
(Lukas 19: 1-10)
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. ” (Lukas 19: 10)
Yang Hilang: Dicari Dan Diselamatkan-Nya
Paling tidak, ada tiga jenis orang berdosa.
Ada jenis orang berdosa yang sadar atas dosanya tetapi tetap menikmati hidup dalam dosa-dosanya. Ini jenis yang tidak mudah bertobat. Ia secara sengaja memang memilih hidup dalam dosa. Kenikmatan dosa telah mengikatnya.
Ada juga jenis orang berdosa yang tidak sadar bahwa dirinya berdosa. Ini jenis yang memerlukan penyadaran atas dosa-dosanya.
Namun menyadarkan orang jenis ini tidak selalu mudah, karena ia dari awal memang tidak merasa berdosa atas apa yang dilakukannya dalam kehidupan ini. Berikutnya, jenis orang berdosa yang sadar bahwa dirinya berdosa dan membuatnya selalu resah serta bergumul untuk lepas dari dosa-dosanya. Ini jenis orang berdosa yang mudah untuk bertobat.
Pada dasarnya, ia ingin bertobat dari dosanya, hanya kadang ia kesulitan menemukan cara dan momen yang tepat untuk pertobatannya.
Zakheus bisa kita golongkan pada jenis yang terakhir ini. Ia sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa. Ia juga sadar bahwa masyarakat menganggap dirinya orang berdosa. Dalam pandangan orang Yahudi waktu itu, seorang pemungut cukai, apalagi seorang kepala pemungut cukai seperti Zakheus bisa dianggap berlipat-lipat dosanya.
Mereka memeras uang rakyat melalui cukai yang mereka tarik. Cukai yang ditarik pastilah lebih besar dari cukai yang harus mereka setorkan ke Romawi. Mereka dianggap komplotan penjajah Romawi dan tidak punya rasa nasionalisme terhadap bangsa Yahudi yang sedang terjajah. Mereka bergaul dengan bangsa lain yang dianggap kafir oleh orang-orang Yahudi.
Karena dosa-dosanya ini, Zakheus bisa disebut sebagai orang yang hilang di antara umat Israel. Yang hilang ini disisihkan, bahkan sering diasingkan dari komunitas orang percaya. Namun demikian, karena Zakheus adalah orang berdosa yang sadar dan resah akan dosa-dosanya, ia selalu berupaya mencari kesempatan yang tepat untuk bertobat. Kesempatan ini datang melalui perjumpaannya dengan Yesus.
Yesus yang mau menumpang di rumah Zakheus jelas mengubah hidup Zakheus. Zakheus bertobat. Wujud pertobatan itu ia nyatakan dengan kerelaan hatinya untuk berbagi miliknya pada sesama, terutama mereka yang telah dirugikannya selama ini dalam keberadaannya sebagai pemungut cukai. Menanggapi pertobatan Zakheus, Yesus bahkan mengatakan: Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini. Yang hilang telah ditemukan dan diselamatkan-Nya!
Bisa jadi dalam kehidupan keluarga kita, ada anggota keluarga kita yang “hilang”. Ia menjauh dari Tuhan atau menjalani hidup dalam dosa-dosanya. Jika kita menjauhkan diri kita darinya, kemungkinan besar ia tetap akan “hilang”. Namun jika kita tetap menjaga ruang perjumpaan kita dengannya, ada kemungkinan ia bisa kembali lagi dalam kekuatan iman dalam Tuhan.
Siapa tahu ia seperti Zakheus, hanya perlu saat dan kesempatan yang tepat untuk kembali datang pada Tuhan dan bertobat
Amin.
Media: GKJ-N/No.44/10/2022
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.