Tidak Hidup Sebagai Warga Negara yang Munafik! (Markus 7: 1-8)

Renungan Minggu, 29 Agustus 2021
Bulan Budaya dan Kebangsaan

TIDAK HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA YANG MUNAFIK! (Markus 7: 1-8)

“Jawab-Nya kepada mereka: ”Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-KU.”
(Markus 7: 6)

 

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

 

Tidak Hidup Sebagai Warga Negara yang Munafik!

Di akhir Bulan Budaya dan Kebangsaan GKJ Nehemia kita, sekaligus perjalanan akhir Bulan Agustus, Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, melalui bacaan Sabda kali ini.
Tuhan mengingatkan kita untuk jangan hidup munafik.

Melalui teguran keras Tuhan Yesus Kristus atas kemunafikan para Ahli Taurat dan orang Farisi di konteks Markus 7 ini. Sebab mereka memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan hati mereka jauh daripada Dia; dari luar mereka tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.
Mereka menempatkan tradisi manusia di atas penyataan ilahi.

Tuhan Yesus tidak mengecam semua tradisi, tetapi hanya tradisi yang bertentangan dengan Firman Allah.
Tradisi atau peraturan harus dilandaskan pada kebenaran yang sesuai dengan perintah Friman Allah.
Nats kita berbunyi demikian, “Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” (Markus 7:6)

Mari jangan munafik. Berjuang untuk tidak hidup dalam dan dengan kemunafikan. Di tengah godaan untuk munafik sebesar apapun.
Apalagi di tengah tantangan pandemi sekarang ini.
Mari mendukung upaya kesehatan dan kebaikan bersama yang diupayakan pemerintah, salah satunya mari menerima vaksin.
Mari jangan abai untuk (minimal) 3M. Baik 3M: Memakai masker; Menjaga jarak; Mencuci tangan. Juga tambahkan lengkapi dengan 3M kita sebagai umat Tuhan, untuk saling: Mendoakan; Menguatkan; Melayani.

Tuhan tidak suka, bahkan melarang kemunafikan.
Kembalilah jujur dari dalam hati, pikiran, dan itu meluap melalui ketulusan hati melalui kata ucapan, kalimat tulisan (wa, insta, e-Mail, dll), juga segala perbuatan nyata sehari-hari.
Sebagai warga gereja dan apalagi, sebagai warga negara Indonesia.

Mari lebih rendah hati dalam hidup bersama sebagai rakyat Indonesia (juga penghuni dunia), demikian pula sebagai pemerintah, apapun fungsi, jabatan, dan tanggungjawab yang Tuhan anugerahkan kepada tiap kita sebagai anak bangsa, di Nusantara.
Mari lebih tulus saling mendoakan antar suku, ras, agama demi berkibarnya Merah-Putih.

Mari lebih banyak berbagi peduli di antara rakyat Indonesia (juga manusia global dunia) karena motivasi Kasih “menjadi garam terang dunia” yang jernih.
Mari semakin sebulat hati menyembah Tuhan dan berwujud menghargai-mencintai berjuang bersama demi lestarinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Amin.

Media: GKJ-N/No.35/08/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share