HIDUP DALAM ALIRAN KUASA ROH KUDUS (YOHANES 7: 37-39)
“Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:39)
Hidup Dalam Aliran Kuasa Roh Kudus
Teks dan konteks Sabda Allah di Pentakosta kita di Tahun 2023 ini terjadi saat puncak Hari Raya Pondok Daun.
1. Aliran Kuasa Roh Kudus
Bagi kita kini, sesungguhnya menunjuk kepada kemuliaan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib, kebangkitan, dan kebaikan-Nya ke surga, sehingga Roh Kudus belum dapat diberikan sepenuhnya sampai dosa sudah ditangani. “Roh” menunjuk kepada semua pekerjaan Roh Allah yakni Roh Kudus dalam diri orang-orang yang percaya kepada Kristus.
Penjelasan-penjelasan seperti ini sungguh khas Yohanes. Dari sudut pandangan mereka, pencurahan Roh Allah di hari Pentakosta itu belum terjadi, tetapi sudah dinubuatkan.
Curahan Roh Kudus terkait erat dengan acara pencurahan air pada hari raya Pondok Daun, dan juga dengan bahasan Tuhan Yesus mengenai kematian-Nya. Dalam Injil, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Dia harus “pergi” sebelum Roh Kudus dapat dicurahkan atas mereka.
Ayat pertama kita tepatnya di Yohanes 7:37 mungkin bisa kita maknai bahwa siapapun yang haus (secara spiritual iman dalam Allah Bapa dan Kasih Kristus) hendaklah datang kepada-Ku, dan orang yang percaya kepada-Ku hendaklah minum. Seperti yang dikatakan Alkitab: ‘Dari dalam hatinya mengalirlah aliran-aliran air yang memberi hidup.”
Mari datang menyembah di aliran Kuasa Roh -Roh Kudus- mari masuk sujud di hadirat Allah dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus, seperti minum di oase ketenangan damai sejahtera aliran Kuasa Roh Kudus dengan (misal salah satunya) hikmat hati berdoa menyanyikan Kidung Jemaat 233: 1, 3:
1. Roh Kudus, turunlah dan tinggal dalam hatiku, dengan cahaya kasih-Mu terangi jalanku! Api-Mulah pembakar jiwaku, sehingga hidupku memuliakan Tuhanku.
3. Syukur pada-Mu, Roh Kudus, yang sudah memberi bahasa dunia baru yang sempurna dan suci. Jadikanlah semakin berseri, iman dan pengharapan serta kasih yang bersih.
2. Hidup Dalam Aliran Kuasa Roh Kudus
Mari hidup, benar-benar hidup, hidup mengalir dalam aliran kuasa Roh Kudus. Dengan iman percaya, seperti bunyi nas Firman Tuhan untuk kita di Minggu Pentakosta ini demikian, “Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:39). Tuhan Yesus Kristus telah menyatakan di depat umum bahwa Dia adalah penggenapan dari hari raya Pondok Daun tersebut. Dialah sumber air, Dialah sumber Roh Kudus, Dialah yang dapat memuaskan segala keperluan setiap pribadi dan kita semua.
Air hidup, air yang mengalir, yang dalam bahasa Ibrani disebut hidup karena air itu masih bergerak. Anugerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan Roh dibandingkan dengan air hidup (artinya mengalir), karena semua anugerah dan penghiburan itu merupakan dasar, bahan atau zat aktif yang menggiatkan kehidupan rohani dan mendatangkan kesungguhan serta permulaan hidup kita yang kekal.
Mari kita bersedia dan semakin hidup dalam aliran-aliran air hidup yang menggambarkan keadaan yang melimpah dan berkelanjutan. Penghiburan dan penyembuhan itu mengalir secara berkelimpahan maupun secara terus-menerus seperti sungai, deras seperti aliran sungai yang menerjang segala keraguan dan ketakutan. Di dalam Kristus, ada kepenuhan anugerah demi anugerah.
Pernyataan yang begitu besar, di tempat yang ramai di konteks Injil Yohanes ini sudah seharusnya kita respons dengan perbuatan-perbuatan nyata di kehidupan sehari-hari: lebih banyak mendoakan keluarga dan banyak orang lain, peduli kepada tetangga, banyak berbagi dengan Kasih, berani memaklumi dan mengampuni, serta semakin mampu hidup mengalirkan kelegaan, kedamaian dan kegembiraan dalam kehidupan bersama banyak orang dengan suku-bangsa-bahkan agama apapun di manapun Roh Kudus menempatkan kita. Itu semua sebagai wujud kita semakin hidup dalam aliran-Nya, aliran Air Kehidupan Allah Bapa dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus, aliran kuasa Roh-Nya: Roh Kudus.
“Selamat Hari Pentakosta.”
Amin.
Media: GKJ-N/No.04/05/2023
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.