MENAPAKI JALAN HIDUP BELAS KASIH SEPERTI SANG PUTRA (MATIUS 9: 35-10:8)

“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.” (Matius 9: 36)

Menapaki Jalan Hidup Belas Kasih Seperti SANG PUTRA

Dari semula, sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Allah penuh belas kasihan mencari Adam dan Hawa untuk menyelamatkan. Kasih agung itu terus mencari, hingga menyuruh anak-Nya sendiri -Tuhan Yesus Kristus- datang ke dunia untuk mewujudkan rencana kasih-Nya, menyelamatkan manusia yang terlantar seperti domba sesat.

Belas Kasih itu juga yang membawa Tuhan Yesus mencari, menyembuhkan dan mengajar rahasia Kerajaan Allah. Dia juga menganjurkan para murid-Nya terus berdoa, supaya Bapa mengutus banyak pekerja menjadi mitra kerja-Nya di ladang Allah.

Belas Kasih yang sama juga telah mendorong Paulus berdoa agar dapat memahami betapa lebar, panjang, tinggi dan dalam kasih Kristus.
Mandataris Amanat Agung. Tuhan Yesus memilih dan mengutus para murid untuk mulai melakukan pekerjaannya. Tuhan Yesus mempersiapkan mereka agar pada saat Dia meninggalkan dunia ini, murid-murid-Nya sudah siap dan melipatgandakan pekerja-pekerja untuk memenangkan dunia ini bagi Yesus. Kitalah orang-orang percaya yang sudah mengalami jamahan dan sentuhan lembut dekaligus tegas belas kasih Tuhan Yesus Kristus.

Mari kita semakin menjadi pekerja-pekerja-Nya yang digerakkan oleh belas kasihan Yesus untuk mendoakan banyak orang lain, mengabarkan Kabar Baik dan menjangkau mereka yang terhilang dalam masyarakat dengan memberikan kesembuhan kepada mereka yang sakit dan menguatkan mereka yang lemah tubuh.
Namun seringkali kita terlalu menitikberatkan kepada pelayanan pemberitaan Injil, sehingga mengesampingkan pelayanan-pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial orang lain, karena kita menganggap bahwa masalah rohani lebih penting daripada masalah jasmani. Padahal jelas keteladanan Tuhan Yesus dengan belas kasi-Nya berusaha untuk menyembuhkan pribadi manusia secara utuh. Karena itu kita memang harus berkhotbah dan mendengarkan khotbah, mengajar dan belajar dalam pendalaman Alkitab serta berbagai diskusi sharing dan refleksi (pribadi dan atau bersama), namun kita pun harus meneladani pola pelayanan Tuhan Yesus dan menyatakan belas kasih Allah seperti yang Yesus lakukan dengan saling mengunjungi, bersama menyanyi memuji Allah, mendoakan banyak orang lain, serta menyediakan makanan bagi yang lapar, merawat yang sakit, dan membela yang ditindas.

Mari teladani pola pelayanan Yesus dan murid-murid-Nya. Selama ini mungkin pelayanan kita tidak efektif atau tidak memberikan dampak kepada kehidupan manusia secara langsung dan nyata. Jika demikian kita perlu mengevaluasi apakah selain kesibukan dalam berbagai aktifitas, kita senantiasa menyediakan waktu untuk duduk bersimpuh di kaki Yesus dan mendengarkan Dia.
Satu hal lagi yang harus diingat adalah bahwa kuasa tidak selalu untuk melakukan mukjizat, tetapi meliputi kuasa untuk mengajar, berkhotbah, mendoakan, mengunjungi, menghibur, menguatkan, peduli dan berbagi dengan nyata, sehingga belas kasih dapat semakin dinyatakan.

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/06/2023

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share