MENATA KELUARGAKU AGAR BERKENAN KEPADA YESUS
(MARKUS 10: 28-31)
”…orang itu pada zaman ini juga akan menerima seratus kali lipat:…dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.”
(Markus 10: 30, TB2)
Menata Keluargaku Agar Berkenan Kepada Yesus
Keberadaan keluarga tentunya tidak perlu menjadi hambatan bagi setiap anggota keluarganya untuk bertumbuh imannya dalam mengikuti Yesus. Namun, memang ada perilaku tertentu keluarga yang bisa menghambat anggotanya bertumbuh dalam imannya kepada Yesus. Misalnya, jika ada keluarga yang membiarkan anggota keluarganya suka-suka mau beribadah atau tidak di hari Minggu, tentu sikap ini bisa menjadi hambatan dalam pertumbuhan iman anggota keluarga tersebut. Menurut saya, setiap anggota keluarga perlu saling mendorong agar masing-masing mau menyediakan waktu untuk beribadah pada hari Minggu secara tatap muka.
Sabda Yesus dalam perikop ini bisa disalah mengerti bahwa keberadaan keluarga hanya sebagai penghambat bagi seseorang untuk mengikuti Yesus. Oleh sebab itu, ayo tinggalkan keluargamu, tidak usah pedulikan keluargamu, yang penting kamu ikut Yesus. Waktumu hanya untuk Yesus, bukan untuk keluargamu dan yang lain-lain. Perkataan semacam ini jelas muncul karena salah mengerti sabda Yesus ini.
Dalam perikop injil Markus ini, Yesus tidak memerintahkan para pengikut-Nya untuk meninggalkan keluarganya saat mengikut-Nya. Yesus justru mengungkapkan berkat Sang Bapa yang akan diterima oleh pengikut-Nya, jikalau karena mengikuti-Nya menyebabkan ia harus meninggalkan keluarganya. Mengikut Yesus memang ada konsekuensinya. Seringkali, ada orang-orang tertentu yang dihadapkan pada situasi sulit ketika mengikut Yesus. Karena berbagai situasi yang terjadi, bisa saja ia harus meninggalkan rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, ayah, anak-anak, dan ladangnya.
Mengapa ini bisa terjadi? Ini terjadi karena kita tahu Yesus dalam mewujudkan karya-Nya tidak hanya berada dalam satu lokasi, misalnya hanya di Nazaret, tempat Ia bertumbuh besar. Yesus berkeliling ke kota-kota, baik di kota-kota sekitar Nazaret di provinsi Galilea hingga sampai ke provinsi Yudea, yakni kota Yerusalem dan sekitarnya.
Jadi, mau tidak mau jika seseorang dari Nazaret mau mengikuti Yesus sampai ke Yerusalem, ya tidak bisa mengajak keluarganya, kecuali jika keluarganya memang juga ingin mengikuti perjalanan misi Yesus. Namun demikain Yesus bersabda, ia yang meninggalkan keluarganya akan mendapat keluarga yang baru, persaudaraan dan persekutuan yang baru, yang terjadi dalam kebersamaan mereka yang mengikut Yesus.
Jadi, yang penting mari kita tata hidup keluarga kita agar sungguh bisa menjadi sarana mewujudkan kehendak Bapa dan berkenan kepada Kristus. Jangan sampai anggota keluarga menjadi penghambat, melainkan justru menjadi dukungan dalam mengikuti Kristus.
Amin.
Media: GKJ-N/No.02/10/2024
Oleh: Pdt. Dr. Agus Hendratmo