Renungan Minggu, 13 Februari 2022
BERPULIH DALAM JALAN ORANG BENAR
(Mazmur 1: 1-6)
“sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.”
(Mazmur 1: 6)
oleh : Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.
Berpulih Dalam Jalan Orang Benar
Ada jalan orang benar, ada jalan orang fasik.
Mana jalan yang akan kita tempuh?
Tentu dengan cepat kita langsung menjawab: jalan orang benar.
Namun kenyataannya, banyak orang tetap memilih berjalan dalam jalan orang fasik.
Apa sih jalan orang fasik itu? Jalan orang fasik adalah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang pada akhirnya membawa mereka dalam dosa-dosa dan menjauhkan mereka dari kebenaran dan kehendak Allah.
Sebaliknya, jalan orang benar adalah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang pada akhirnya membuat mereka tetap hidup dalam kebenaran dan kehendak Tuhan dan juga menghasilkan buah-buah yang menjadi berkat bagi sesamanya.
Mengapa banyak orang masih memilih berjalan dalam jalan orang fasik? Banyak sebab.
Bisa jadi karena orang itu memang tidak bisa membedakan mana jalan orang fasik dan mana jalan orang benar.
Pokoknya yang penting jalani hidup dulu.
Prinsipnya:jalan saja dulu, kalau tersesat diurus belakangan saja.
Bisa jadi juga ia hidup dalam konteks/lingkungan kehidupan yang tidak tepat. Coba bayangkan seorang anak yang lahir dan dibesarkan di sebuah kampung pencuri, kampung yang seluruh penduduk punya mata pencarian sebagai pencuri, bisa diduga, anak itu juga akan tumbuh besar sebagai pencuri.
Konteks/lingkungan anak itulah yang menyebabkan ia menjadi pencuri.
isa juga ia secara sengaja memang memilih hidup dalam jalan orang fasik.
Ia bahkan bisa merasakan kedamaian dan kebahagiaan saat berjalan dalam jalan orang fasik.
Namun sebenarnya kedamaian dan kebahagiaan semulah yang ia dapat.
Untuk berada dalam jalan orang benar, orang percaya diundang kembali pada sumber pertumbuhan iman yang penting, yaitu firman Tuhan dan komunitas orang percaya.
Tanpa pengenalan firman Tuhan yang mendalam, seseorang bisa gagal membedakan kehendak Allah dengan kehendak diri sendiri. Orang tersebut juga bisa gagal karena menganggap kehendak dan kepentingan diri sendiri sebagai kehendak Tuhan.
Yang terjadi sebenarnya bukanlah “maunya Tuhan”, melainkan “maunya sendiri”.
Itulah sebabnya komunitas orang percaya menjadi sangat penting.
Komunitas orang percaya inilah yang memberikan konfirmasi bagi kita, bahwa kita sudah berada dalam jalan yang benar untuk mewujudkan kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Sesungguhnya, berpulih dalam jalan orang benar akan senantiasa menjadi panggilan perjalanan iman kita dalam kehidupan kita di dunia ini.
Tidak ada kata terlambat untuk berpulih dalam jalan orang benar.
Kalau kita sekarang merasa bahwa selama ini kita berada dalam jalan orang fasik, kinilah saatnya bagi kita untuk menjalani hidup dalam jalan orang benar.
Kita semua dipanggil untku berpulih dalam jalan orang benar.
Amin.
Media: GKJ-N/No.07/02/2022
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.