Karunia dan Karya Untuk Bersekutu dan Berbagi (Kisah Para Rasul 2: 41-47)
“Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama” (Kisah Para Rasul 2: 44)
Renungan Minggu, 3 Mei 2020
Oleh Pdt. Agus Hendratmo, M.Th
Kapan saat yang tepat bagi seseorang untuk berbagi?
Saat sedang berkelimpahan, atau saat sedang kekurangan?
Mungkin kita akan menjawab saat kita sedang berkelimpahan merupakan saat yang tepat untuk berbagi.
Akan tetapi, haruskah seseorang menunggu saat berkelimpahan untuk berbagi?
Bagaimana kalau seseorang selalu merasa kekurangan, apakah kemudian tidak akan berbagi?
Apakah kita tahu apa yang membuat jemaat Kristen mula-mula bisa bertumbuh dengan baik, bahkan diceritakan dalam bacaan kita ini, mereka disukai semua orang dan semakin banyak orang yang bergabung dengan jemaat Kristen mula-mula ini? Di tengah-tengah keberadaan agama-agama besar saat itu, Yunani/Romawi dan juga agama Yahudi, apa yang menjadi daya tarik jemaat Kristen mula-mula ini?
Cara hidup jemaat pertama, rupa-rupanya telah menjadi daya tarik bagi banyak orang pada saat itu. Iman terhadap Yesus yang bangkit telah memampukan mereka hidup dalam suatu persekutuan yang saling peduli dan berbagi (caring and sharing communion). Mereka sangat memperhatikan pertumbuhan spiritual/rohani mereka: bertekun dalam persekutuan, doa, pengajaran dan sakramen.
Namun bukan hanya pertumbuhan spiritual yang diperhatikan, pemenuhan kebutuhan hidup jasmani/sosial mereka, juga mendapat perhatian yang penting. Dalam kesatuan dan kebersamaan mereka, segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Harta benda pribadi yang mereka miliki, dijual dan dibagi-bagikan kepada sesama sesuai dengan keperluan masing-masing.
Mereka juga bertumbuh bersama dalam mendukung dan menopang permasalahan-permasalahan sosial yang mereka hadapi, termasuk juga permasalahan finansial. Mereka tentu meneladani gaya hidup Yesus yang senantiasa peduli dan berbagi pada orang lain. Cara hidup Yesus, kini dipraktikkan dan dikembangkan dalam komunitas ini.
Apa hikmat Tuhan yang bisa kita ambil dari komunitas Kristen perdana ini?
Menjadi komunitas yang bersekutu, peduli, dan berbagi adalah karunia Roh Kudus, sekaligus karya yang harus kita wujudkan dalam mengikuti jejak pelayanan Kristus yang bangkit.
Marilah kita hayati cara hidup pribadi dan persekutuan, yang peduli dan berbagi ini sebagai karunia sekaligus kesempatan untuk berkarya bagi Tuhan dan sesama. Inilah saatnya kita berbagi, terlebih karena dampak pandemi Corona.
Tanyakanlah, apakah gereja kita saat ini sedang memerlukan tindakan berbagi kita, memerlukan persembahan kita?
Amatilah, apakah tetangga/teman kita juga menanti tindakan berbagi kita; Lihatlah, apakah lingkungan di sekitar kita memerlukan tindakan berbagi kita?
Amin.
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.