MENAPAKI JALAN HIDUP SEBAGAI MURID (MATIUS 28: 16-20)
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” (Matius 28: 19)
Menapaki Jalan Hidup Sebagai Murid
Mengapa mereka -sebelas murid- itu menuju Galilea? Mengapa bukan menuju kota, desa, atau locus (lokasi) lainnya? Jawabannya karena itulah isi perintah Tuhan Yesus Kristus kepada mereka melalui Maria Magdalena dan perempuan-perempuan yang menjadi saksi pertama kali kebangkitan-Nya, untuk para murid pergi ke Galilea untuk bertemu dengan Rabuni/Guru dan Tuhan.
Teks dan konteks Sabda Firman Tuhan untuk kita Minggu ini adalah bukti bahwa apapun Firman Tuhan adalah Ya dan Amin. Mari meng-aminkan dan meng-imankan segala Sabda Firman dan khususnya merespons perintah-perintah Tuhan. Seperti respons kesebelas murid itu dengan melakukan pesan perintah tersebut.
Galilea merupakan tempat tinggal sebagian besar pengikut Yesus, dan tempat yang paling mungkin bagi orang sebanyak itu tanpa diganggu pihak penguasa. Seperti teks di ayat 17 bahwa “Mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.” Pengakuan sungguh-sungguh akan keilahian diri-Nya oleh sebagian besar orang yang hadir, keraguan di dalam diri beberapa orang. Kesulitan untuk memahami bahwa orang-orang yang ragu ini adalah di antara anggota Sebelas Murid setelah berbagai penampakan kepada mereka di Yerusalem telah membuat banyak penafsir menganggap bahwa mereka adalah orang-orang di antara yang disebutkan Paulus.
Sekalipun demikian, tanpa mengabaikan kehadiran orang-orang lain, Matius nyaris mustahil berpandangan seperti itu di sini. Lebih baik menerima hal ini sebagai penafsiran yang mengejutkan tetapi jujur atas berbagai kenyataan tersebut, dan sebagai petunjuk selanjutnya bahwa para murid bukan kelompok yang mudah mempercayai sesuatu, namun baru benar-benar percaya berdasarkan “banyak tanah”. Seperti penegasan Tuhan Yesus Kristus di ayat 18: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.”
Penugasan yang diberikan ditopang dengan kuasa dari Dia yang oleh Allah dijadikan Raja perantara, dengan kekuasaan atas segala sesuatu. Penugasan Tuhan Yesus kepada para murid (baca ayat 19) yang terkenal berbunyi demikian, “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Tugas untuk memberitakan Injil, mendaftarkan orang di bawah ketuhanan Kristus. Baptislah mereka. Upacara simbolik dengan mana seseorang secara terbuka mengakui komitmen pribadinya terhadap berita kristiani. Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Rumusan lengkap yang kita dipergunakan, dengan menekankan ciri khas Kristen dari baptisan sebagai murid-murid Tuhan Yesus.
Ajarlah mereka. Menanamkan ketetapan-ketetapan para pengikut-Nya. Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Sebuah janji indah bahwa kehadiran dan juga kekuasaan Kristus akan senantiasa memberikan kekuatan kepada kita -murid-murid dan hamba-hamba-Nya- untuk setia melaksanakan amanat ini, sebagai wujud menapaki jalan hidup sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus termasuk kita di zaman now.
Amin.
Media: GKJ-N/No.01/06/2023
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.