PENGHARAPAN KESELAMATAN BAGI SEMUA BANGSA
(Roma 15: 4-13)
“…Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.”
(Roma 15: 12)
Pengharapan Keselamatan Bagi Semua Bangsa
Benarkah kita berharap semua bangsa akan mendapat keselamatan dari Allah?
Tentu saya berharap kita semua menjawab ya. Persoalan yang sering muncul justru banyak orang hanya berharap diri mereka sendirilah yang selamat, suku bangsa, kelompok dan agama mereka sendiri.
Banyak yang tidak peduli terhadap nasib orang lain apakah mereka selamat atau tidak. Bahkan bisa jadi ada yang berharap orang-orang yang berbeda darinya justru tidak mendapatkan keselamatan.
Rasul Paulus dengan tegas menolak pandangan keselamatan individualistik. Pandangan ini meyakini bahwa keselamatan Allah hanya diberikan bagi suku bangsa atau agama tertentu.
Karya penyelamatan Kristus untuk semua bangsa. Ia datang bukan hanya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi, Ia datang untuk menyelamatkan umat manusia di dunia ini.
Apa yang diyakini Paulus bukan sebuah keyakinan yang baru muncul karena Paulus memperkenalkan keyakinan ini pada umat Yahudi. Ini justru keyakinan yang muncul dalam tradisi pengharapan mesianik yang berakar dalam sistem keagamaan orang-orang Yahudi.
Salah satu contohnya, ketika Rasul Paulus menunjukkan nubuat yang terdapat dalam kitab nabi Yesaya. Ia mengutip dari Yesaya 11:10.”Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.” Dalam perikop kita ini, Paulus mengutip setidaknya 3 kitab: Mazmur, Ulangan, dan Yesaya. Bagi Rasul Paulus, kutipan yang dituliskannya itu dengan jelas menunjuk pada watak keselamatan Allah yang universal bagi semua bangsa, bukan keselamatan individualistik hanya bagi orang atau bangsa tertentu.
Pada dasarnya, keyakinan Rasul Paulus semacam inilah yang mendorongnya untuk mewartakan Injil bukan hanya kepada orang-orang Yahudi melainkan juga Injil bagi bangsa-bangsa lain.
Kabar sukacita tentang penyelamatan Allah dalam Yesus mesti didengar dan bahkan diterima juga oleh orang-orang dari bangsa lain.
Keselamatan dalam Kristus tidak berwatak individualistik, melainkan justru berwatak universal, tersedia bagi semua bangsa.
Dengan demikian, menjadi tidak tepat kalau ada orang-orang Kristen yang, misalnya tidak memiliki pengharapan keselamatan bagi semua orang. Bahkan ketika orang Kristen merasakan hidup di dunia yang tidak ramah terhadap mereka, orang Kristen diajak untuk tetap memiliki pengharapan keselamatan bagi semua orang.
Ketika semua orang bisa mengalami keselamatan dari Alllah, pengalaman ini pasti akan mendorong mereka untuk menghadirkan beragam bentuk keselamatan dan kehidupan yang sejahtera di mana juga mereka berada.
Jadi, mari kita letakkan pengharapan kita: semua umat manusia di dunia ini bisa menerima dan merasakan penyelamatan Allah.
Amin.
Media: GKJ-N/No.49/121/2022
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.