WAJAH-MU BERSINAR ATAS KAMI
(Mazmur 80: 2-8)
“Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.”
(Mazmur 80: 4)
Wajah-MU Bersinar atas Kami
Siapa yang pernah melihat wajah Allah?
Tidak ada bukan? Ada yang pernah melihat?
Seperti apa coba?
Ada sebuah gambar yang terkenal, Penciptaan Adam, karya Michaelangelo, dilukis sekitar tahun 1512. Berada di langit-langit Kapel Sistina yang ada di kediaman resmi Paus di kota Vatikan. Akan tetapi apakah ini menunjukkan wajah Allah sesungguhnya? Jelas tidak. Mungkin pertanyaannya perlu kita ubah: Apakah Allah punya wajah?
Kalau Allah kita pahami sebagai roh, tentu roh tidak berwajah. Kecuali roh itu menjadi daging. Roh yang menjadi daging itulah yang dalam bahasa kristiani disebut inkarnasi, in carnal, di dalam daging. Allah yang adalah roh menjadi daging, menjadi manusia, di dalam diri Yesus. Allah yang roh tidak berwajah, tetapi Yesus yang berdaging punya wajah.
Orang percaya pada zaman Alkitab bahkan tidak punya kebiasaan memvisualisasikan wajah Allah. Allah tidak dibuat gambarnya. Allah tidak dibuat patungnya. Beda dengan agama Mesir, misalnya, yang memvisualisasikan dewa-dewi mereka, memperlihatkan wajah dewa-dewi mereka melalui patung-patung yang mereka buat.
Meskipun umat Israel pada zaman Alkitab tidak memvisualkan Allah, atau menggambarkan wajah Allah seperti apa, umat memahami Allah dan menceritakan Allah seperti halnya manusia yang memiliki ciri-ciri fisik dan ciri-ciri psikis manusiawi. Ini yang disebut sebagai antropomorfisme dan antropopatisme. Contoh antropomorfisme, misalnya: Allah berfirman (Allah digambarkan punya mulut seperti manusia), Allah melihat (digambarkan punya mata seperti manusia), Allah mendengar (digambarkan punya telinga seperti manusia). Contoh antropopatisme, misalnya: Allah cemburu (digambarkan Allah memiliki rasa cemburu seperti manusia).
Dalam pola pikir semacam inilah, umat bisa berseru kepada Allah: Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. Secara antropomorfisme, Allah digambarkan punya wajah, seperti halnya manusia juga punya wajah. Wajah Allah menggambarkan bentuk kehadiran Allah. Ketika umat berseru: buatlah wajah-Mu bersinar, umat sedang berharap pada kehadiran dan karya Allah yang membawa berkat bagi umat.
Konteks Mazmur 80 adalah penderitaan umat Israel, khususnya suku-suku Israel Utara, yakni Suku Efraim dan suku Manasye yang mengalami penderitaan karena serangan dan pendudukan bangsa Asyur.
Dalam kesengsaran semacam itulah mereka berharap pertolongan dan kehadiran Allah untuk menyelamatkan mereka.
Wajah Allah yang bersinar atas mereka, merupakan harapan sekaligus kerinduan umat untuk tetap merasakan kehadiran dan pertolongan Allah dalam setiap kondisi hidup yang dialami umat.
Mari kita mohon, dalam hidup kita, wajah Allah tetap bersinar atas kita.
Amin.
Media: GKJ-N/No.51/21/2022
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.