BERSYUKUR ATAS PERTOLONGAN TUHAN BAGI BANGSA (MAZMUR 124: 1-8)

“Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mazmur 124:8)

Bersyukur Atas Pertolongan Tuhan Bagi Bangsa

Sebelum kita menurunkan Bendera -Sang Merah Putih- yang mungkin sudah berkibar di halaman rumah dan atau tempat kita bekerja – berdagang selama satu bulan Agustus 2023 ini, refleksi ulang tentang pertolongan dan anugerah kemerdekaan dari Tuhan menyapa meneguhkan iman kita. Bersama pemazmur di perikop kita kali ini, yang melukiskan keganasan para musuh bak (bagaikan) air yang dahsyat yang mampu menerjang, menggulung, dan menenggelamkan apa saja yang dilandanya (baca ulang ayat 3-5).
Cukup banyak simbol dan pertambangan disajikan pemazmur di bagian ini. Memang orang zaman purbakala selalu melihat laut dan air yang meluap sebagai lambang kuasa kekacauan yang tidak mungkin ditanggulangi manusia. Segala sembah dan syukur kepada Tuhan. Pengalaman Israel adalah Tuhan telah meluputkan dan selalu menolong mereka.
Bukankah itu juga pengalaman kita hinggadi zaman now? umat Kristen masa kini, dan jemaat (baca: gereja) sampai kapanpun. Bukan hanya di negeri tercinta kita: Indonesia, yang tahun ini genap 78 tahun. Tetapi juga di alamat anak-anak Tuhan dan gereja di berbagai tempat di penjuru dunia, kesaksian anak-anak Tuhan menggema: Tuhan telah meluputkan dan menolong kita dari para musuh seperti (dilambangkan/bagaikan) burung yang luput dari jerat dan perangkap pemburu (maknai ayat 7).
Semua pengalaman ini seharusnya membuat kita mampu menyerukan pernyataan keyakinan kita bahwa Tuhan, Sang Pencipta alam semesta adalah penolong yang dapat diandalkan. Walau kita hidup dalam berbagai ancaman, bahkan kebinasaan. Mari semakin percaya dan mengandalkan Tuhan, tetap mengalami pertolongan tangan Tuhan tepat pada waktu-Nya.

Sepanjang sejarah, manusia beriman tak henti-hentinya mengalami ancaman kemelut. Termasuk kita di Indonesia hingga kini. Usai pandemi selama 3 tahun kemarin,semua manusia di seluruh dunia, sekalinlagi termauk kita di Indonesia, senyatanya sedang berada di peralihan dari pandemi menjadi endemi. Dan untuk masuk ke terbebas benar dari berbagai ancaman covid, tetapi juga pemulihan di berbagai bidang kehidupan, baik kesehatan, tetapi juga bidang ekonomi, pekerjaan dan usaha bisnis tentu kini sangatlah tidak mudah.

Bahkan ada teori belakangan ini yang menyatakan bahwa: kini, orang miskin tidak bisa lagi “melompat” menjadi kaya. Bersamaan dengan itu, orang yang berada di ekonomi menengah kecenderungannya akan menjadi miskin. Dan orang kaya akan tetap atau makin menjadi kaya. Tetapi bagi kita orang percaya, bukanlah soal kaya atau miskin secara materi yang penting, tetapi apakah kita akan hidup atau binasa? Allah adalah pemilik hidup ini, tak membiarkan buah tangan-Nya binasa begitu saja, itu yang kita baca dan seharusnya semakin wujud nyatakan sejak memaknai ayat pertama perikop kita kali ini. Pemazmur yakin akan peranan tangan Tuhan yang ajaib dan pasti menolong itu. Ia memuji Tuhan karena pertolongan yang ajaib itu berasal dari Tuhan, Pencipta langit dan bumi atas kita orang-orang yang mau melalukan firman-Nya dalam keadaan sulit bagaimanapun.

“Pertolongan TUHAN” adalah pernyataan sekaligus firman-Nya yang menegaskan kedaulatan sebagai Allah di konteks pemazmur yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya, hingga hari ini di zaman kita meninggalkan pandemi covid dan terus ditolong Tuhan dipulihkan meneruskan hari-hari esok seterusnya. Allah yang berdaulat bukan saja memberikan pertolongan tetapi menyatakan diri sebagai pemilik tunggal kehidupan umat-Nya. Totalitas keberadaan umat adalah dalam tangan-Nya, tidak dibiarkannya seorang pun atau kuasa mana pun merebut umat-Nya dari tangan-Nya. TUHAN menjamin keselamatan umat-Nya. Mari, kita mengakui dan semakin percaya bahwa kemerdekaan (sebagai anak-anak Tuhn dan sebagai rakyat bangsa Indonesia) akan memampukan kita untuk membagikan pertolongan yang “memerdekakan” anggota keluarga kita, tetangga dan bagi kehidupan bersama lingkungan. Juga kepada siapapun orangnya -suku dan bangsa apapun, bahkan agama apapun- mari dengan semakin nyata dan semakin banyak kita menghadirkan Kasih yang siap membantu menolong dari hal-hal yang kecil sederhana kepada lebih banyak orang di kehidupan sehari-hari. Sekali merdeka tetap merdeka!

Amin.

Media: GKJ-N/No.04/08/2023

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share