MAUKAH ENGKAU SEMBUH?
(KOWE APA KEPENGIN WARAS?)
(YOHANES 5: 1-9)
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: βMaukah engkau sembuh?
(Yohanes 5:6)

Maukah Engkau Sembuh? (Kowe Apa Kepengin Waras?)
Mujizat penyembuhan ajaib ini tidak dicatat oleh para penulis Injil lain. Namun, Penulis Yohanes mencatat mujizat-mujizat yang diadakan di Yerusalem.
Tuhan Yesus Kristus menyembuhkan seorang yang sudah 38 tahun menderita sakit. Kemungkinan besar orang ini menderita kelumpuhan. Tuhan Yesus bertanya kepadanya apakah ia ingin sembuh, βMaukah engkau sembuh?β (baca dan maknai lagi Nas ayat 6 ini).
Rupanya pun setelah orang ini sembuh ia belum mengenal siapa Yesus, namun iyu tidak jadi masalah untuk Dia. Sungguh besar anugerah Tuhan yang kita saksikan dalam kisah ini sebab Yesus kembali berinisiatif berjumpa dengan orang tersebut. Berbeda dengan orang buta yang sakitnya tidak dihubungkan dengan dosa, orang ini diberikan tawaran anugerah dan peringatan. Ia telah sembuh, tetapi bila berbuat dosa lagi ia bisa menerima hal yang lebih buruk. Maksud Tuhan Yesus mungkin sekali adalah hukuman kekal Allah atas dosa.
Kesembuhan orang lumpuh itu memperlihatkan kuasa Ilahi Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang sanggup menumbuhkan dan menguatkan otot-otot kaki yang sudah mati selama 38 tahun. Kalau Allah Bapa bekerja sampai sekarang maka Yesus pun bekerja (ayat 17). Yesus menolak disebut pelanggar aturan hari Sabat karena aturan ini diciptakan Allah untuk kebaikan manusia. Sedangkan menyembuhkan orang sakit dan mengampuni dosa adalah tindakan belas kasih Allah.
Perhatikanlah, ketika Kristus pergi ke Yerusalem, Ia tidak mengunjungi istana-istana melainkan rumah-rumah sakit, inilah teladan yang harus kita contoh. Juga kerendahan hati, sikap merendah, dan belas kasihan-Nya. Pertanyaan, βMaulah engkau sembuh?β ini memberi petunjuk sekaligus konfirmasi iman kita, tentang rancangan mulia-Nya untuk datang ke dunia ini, yaitu untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang yang sakit dan terluka.
Di Betesda terdapat banyak orang lumpuh, tetapi Kristus memusatkan perhatian pada orang ini dan menyisihkannya dari yang lain, karena dialah yang lama sekali berbaring di situ dan dalam keadaan yang lebih menyedihkan daripada yang lain. Kristus senang menolong orang yang tidak berdaya, dan berbelas kasihan kepada siapa Ia mau bermurah hati. Boleh jadi teman-teman orang ini yang juga sama-sama menderita, sering mencemoohnya karena tidak pernah beroleh kesempatan untuk menerima kesembuhan. Itulah sebabnya Kristus menyembuhkannya. Mari kita belajar lagi dan lagi, setia memberlakukan di keseharian untuk kita berpihak pada yang paling lemah, kesakitan, menderita, dan mengangkat orang-orang yang terluka karena dipinggirkan tidak masuk dalam hitungan sosial kehidupan, dibully, bahkan dijatuhkan.
Amin.
Media: GKJ-N/No.04/05/2025
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
