Kebangkitan Yesus Mewujudkan Kemenangan Kasih Terhadap Aksi Kekerasan (Lukas 24: 1-12)
“Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea,” (Lukas 24: 5-6)
Mari mendeklarasikan kebangkitan-Nya! Sebab ada kemenangan yang bergaung dan terus semakin besar dari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Walaupun kebangkitan itu sendiri adalah sebuah kemenangan. Salah satunya adalah kemenangan kasih yang ditunjukkan dan disebar-siarkan oleh para perempuan yang datang ke kubur dan menjadi saksi pertama kebangkitan-Nya. Karena cinta kasih mereka mempersiapkan segala sesuatu untuk merawat jenazah Kristus, tentu semua itu respons atas kasih Guru dan Tuhan Yesus Kristus kepada semua, para murid dan khususnya mereka. Karena kemenangan kasih ini pula perempuan-perempuan itu segera/buru-buru menceritakanan kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain (baca ayat 9). Bayangkan betapa tidak mudahnya mengabarkan kebangkitan itu, sebab para rasul tidak sedang berada di satu tempat, kemungkinan jarang didapati dua atau tiga murid yang tinggal bersama-sama, sehingga setiap perempuan itu harus berpencar mengabarkan kebangkitan-Nya kepada mereka semua dalam waktu singkat.
Namun di ayat 11, murid-murid berpikir para wanita itu hanya berkhayal saja. Rupanya mereka juga telah melupakan perkataan Kristus dan perlu diingatkan lagi akan hal itu, bukan saja mengenai apa yang telah Kristus katakan di Galilea beberapa waktu yang lalu, tetapi juga yang baru saja diberitahukan-Nya kepada mereka, yaitu pada malam sewaktu Dia diserahkan: “dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku. Aku akan melihat kamu lagi.” (Yohanes 16: 16). Kebodohan para murid itu memang sungguh mencengangkan, sebab mereka telah sering mengaku bahwa Kristus adalah Anak Allah dan benar-benar Mesias, dan telah sering diberi tahu bahwa Dia harus disiksa oleh berbagai macam kekerasan dan kejahatan, lalu mati dan bangkit lagi, memasuki kemuliaan-Nya. Mereka juga telah menyaksikan-Nya membangkitkan orang mati lebih dari satu kali. Namun hanya Petrus yang kemudian pergi ke kubur dan membuktikan bahwa perkataan para perempuan itu benar.
Di tengah konteks bangsa kita Indonesia sedang menanti hasil perhitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia, mari berjuang bersama mewujudkan kemenangan kasih. Khususnya terhadap berbagai hoaks dan godaan di dunia medsos yang menurut saya sudah lebih kasar dan keji dari sebuah tindak kekerasan di dunia real, dan karena berlangsung terus-menerus.
Mari kita putuskan rantai kekerasan dan kebencian dengan mewujudkan kebangkitan hati dan perbuatan dari diri kita sendiri. Kebangkitan Kristus menyatakan kemenangan kasih. Kemenangan kasih atas berbagai kekerasan, kejahatan dan bahkan kematian (baca: maut karena dosa kita). Tidak ada kubur yang dapat mengikat Dia dalam kematian. Kematian, sebagai upah dosa, telah dikalahkan! Tuhan yang bangkit akan membangkitkan kita dari kematian rohani dan memberi kita hidup yang sejati. Mari kita rayakan kebangkitan-Nya. Mari kita rayakan kemenangan kasih dengan semakin dan lebih banyak mengasihi juga mengampuni orang lain. Mari kembali berteman dan bersahabat dengan tulus dan murni, baik di dunia maya, medsos dan atau di dunia nyata.
Jangan ragu lagi mewujudkan kemenangan kasih-Nya melalui tubuh kita yang mengasihi dan membawa damai. Kasih dan damai melalui hati murni, pikiran sehat, mata, mulut, jari-jari (khususnya jempol dan telunjuk saat menggunakan handphone kita), serta seluruh anggota tubuh kita yang benar-benar mengasihi dan membawa damai. Fakta batu terguling dan hilangnya jenazah-Nya menegaskan bahwa kebangkitan Dia bukanlah kebangkitan roh yang tidak bertubuh. Sebaliknya bangkit dengan tubuh-Nya. Selamat Paskah, selamat semakin lanjut mendeklarasikan “kebangkitan” tubuh-tubuh tiap kita dalam kebangkitan Kristus, tiada berhenti membagikan kemenangan kasih kepada semua orang, bagi Indonesia dan semua kehidupan. Amin.
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.